Bisnis.com, SURABAYA - Kementerian Perindustrian berambisi memperkuat pasar ekspor industri kulit, produk dari kulit, dan alas kaki ke negara-negara Eropa. Untuk itu, implementasi perjanjian perdagangan bebas (free trade agreeement/FTA) diharapkan dapat segera mencapai titik temu.
Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menyampaikan faktor struktur biaya membuat industri berbasis kulit dan alas kaki menjadi kurang kompetitif di pasar Benua Biru.
"Kami ingin mendorong FTA dengan negara-negara tersebut. Di Eropa ada tariff barrier yang cukup besar di mana kita harus membayar tarif masuk sebesar 11% untuk alas kaki. Sementara negara-negara pesaing kita tidak dikenakan tarif," jelas Sigit di Jakarta, Senin (17/4/2017).
Dia merujuk pada negara-negara yang menjadi kompetitor produk sepatu Indonesia di pasar global yaitu Vietnam dan Bangladesh yang di pasar Eropa tidak dikenai bea masuk karena kedua negara itu dianggap sebagai negara yang underdeveloped.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor alas kaki pada 2016 senilai US$4,64 miliar, naik tipis dari capaian pada tahun sebelumnya yaitu US$4,507 miliar.
Selain itu, Sigit mengatakan pemerintah akan terus memperluas penetrasi ke pasar-pasar nontradisional yang selama ini belum digarap dengan serius. Dia mencontohkan beberapa negara yang prospektif untuk dibidik yaitu negara-negara Timur Tengah dan Afrika.