Bisnis.com, JAKARTA-- Industri perhotelan di Dubai, Uni Emirat Arab, mencatatkan kinerja peningkatan okupansi sepanjang kuartal I/2017 di tengah pertumbuhan suplai di kawasan tersebut.
Berdasarkan riset data perhotelan global, STR, okupansi hotel di Dubai mencapai 86,4%. Angka tersebut tumbuh 2,7% dibandingkan kuartal I/2016.
Kendati demikian, rata-rata harga harian (average daily rate) justru turun 6,4% pada periode yang sama menjadi level normal Arab Emirates Dirham (AED) 795.
Akibatnya, revenue per available room (RevPAR) juga turun 3,9% menjadi AED686. Dalam dua tahun terakhir, analisis STR menunjukkan konsistensi penurunan RevaPAR.
Tetapi dengan adanya perbaikan okupansi pada kuartal awal tahun ini, STR melihat ada peluang pertumbuhan kinerja perhotelan di Dubai.
"Faktor utama yang memainkan peran utama dalam perbaikan ini adalah keputusan pemerintah Uni Emirat Arab yang menggratiskan visa kepada kewarganegaraan China dan Rusia," kata Philip Wooller, STR’s area director for the Middle East and Africa, mengutip keterangan resminya, Selasa (18/7/2017).
Pada saat yang sama, Dubai juga mulai menambah suplai kamar hotel, atraksi wisata, hingga memperluas pasar yang berpeluang menjadi segmen pendorong potensial bagi industri perhotelan.
Dalam rilisnya, STR menjelaskan bahwa kenaikan okupansi di Dubai lebih banyak didorong dari segmen hotel menengah ke bawah.
Dengan adanya lebih dari 42.000 kamar yang berencana dibangun di Dubai oada tahun ini menunjukkan skala perencanaan terbesar di dunia.