Bisnis.com, JAKARTA-Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2016 menunjukan bahwa Indonesia telah memasuki kategori tinggi dengan tingkatan sebesar 70,18. Angka ini meningkat sebesar 0,63 poin dibandingkan dengan IPM Indonesia pada 2015 yang hanya mencapai 69,55 atau kategori sedang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan IPM dibentuk dengan tiga dimensi dasar yakni umum panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia atau masyarakat. Dimensi umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH), pengetahuan diukur melalui Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS).
Sementara itu, dimensi ketiga yakni standar hidup digambarkan oleh pengeluaran per kapita yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
Surhariyanto menungkapkan IPM Indonesia meningkat dari 66,53 pada 2010 menjadi 70,18 pada 2016. "Selama periode tersebut, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,91% per tahun," ungkapnya dalam paparan laporan IPM, Senin (17/4).
Saat ini, pembangunan manusia telah berstatus tinggi, kendati masih dalam batas bawah. Berdasarkan skala UNDP, IPM dibawah 60 masuk kategori rendah, 60 sampai dengan 70 kategori sedang, sementara 70 sampai 80 kategori tinggi. Terakhir, 80 ke atas masuk kategori sangat tinggi.
IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada 1990 dengan revisi metode penghitungan pada 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM baru pada 2014 dengan melakukan backcasting sejak 2010.
Jika dirinci, AHH Indonesia mencapai 70,90 tahun dengan, RLS Indonesia 7,95 tahun dan HLS sepanjang 12,72 tahun. Untuk pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan, Indonesia telah mencapai Rp10,42 juta.