Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menggenjot program pendampingan bagi pelaku usaha kecil, dan menengah di Indonesia. Pada tahun ini, pemerintah menargetkan mampu menyediakan setidaknya 10.000 pendamping UKM.
Sekarang jumlah pendamping masih di posisi 7.000, kemenkop menilai masih kurang 3.000 lagi.
Diharapkan dengan makin banyaknya pendampingan, bisa meningkatkan pembinaan pelaku UKM untuk memperbaiki pengelolaan keuangan, jaringan pasar, hingga kualitas produknya,” tekannya.
Para pendamping ini ditempatkan dengan berbagai program misalnya pada pendampingan KUR atau pendampingan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
“Mereka bisa diarahkan untuk menggarap sektor-sektor ekspor unggulan Indonesia misalnya furnitur, fesyen, agribisnis,handicraft, dan spa. Tantangannya, produk unggulan ini juga masih mengalami kesulitan dalam hal akses pembiayaannya,” ujar Deputi Restrukturisasi Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM Yuana Setyowati.
Mengutip data Kementerian Koordinator Perekonomian, kontribusi sektor perdagangan besar dan eceran masih mendominasi yakni 66,29%, diikuti oleh pertanian, perburuan, dan kehutanan 17,36%, jasa 11,03%, industri pengolahan 4,10%, dan perikanan 1,22% per Desember 2016.
Nantinya, pemerintah berharap pelaku UKM bisa diarahkan ke sektor prioritas misalnya pariwisata, ritel, dan pangan. Ketiga sektor ini dinilai memiliki multiplier effect mulai dari penyerapan tenaga kerja yang tinggi, menjaga stabilitas pangan, hingga daya saing pelaku UKM itu sendiri.