Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Migas Menurun, Lelang WK Sepi Peminat

Survey Policy Perception Index 2016 yang dirilis Fraser Institute menunjukkan iklim investasi migas tanah air mengalami penurunan dan kalah bersaing dibandingkan negara tetangga. Ini terlihat dari sepinya peminat lelang wilayah kerja (WK) dalam lima tahun terakhir.
Blok Mahakam/Ilustrasi-Bisnis
Blok Mahakam/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Survei Policy Perception Index 2016 yang dirilis Fraser Institute menunjukkan iklim investasi migas tanah air mengalami penurunan dan kalah bersaing dibandingkan negara tetangga. Ini terlihat dari sepinya peminat lelang wilayah kerja (WK) dalam lima tahun terakhir.

Pemerintah menawarkan lelang wilayah kerja sebanyak 17 tempat pada tahun lalu. Namun, hanya satu kontraktor yang berminat mengikuti lelang. Periode sebelumnya, pemerintah menawarkan 11 blok migas, namun tidak satupun kontraktor yang tertarik.

Tahun sebelumnya di 2015, tidak ada satupun perusahaan yang tertarik mengambil lelang blok migas yang ditawarkan pemerintah. Padahal, pemerintah menawarkan 11 blok migas untuk dilelang.

Pada 2014, peminat lelang juga tidak sampai dari setengah blok yang ditawarkan. Hanya 11 WK yang diminati, dari 21 blok yang ditawarkan. Sedangkan 2013, hanya 8 dari 16 wilayah kerja diminati oleh perusahaan asing dan dalam negeri. Pada tahun 2012, di mana harga minyak dunia masih tinggi, hanya 23 blok yang mengikuti lelang dari 50 wilayah kerja yang ditawarkan.

Pengamat minyak bumi dan gas Indonesia Suyitno Patmukismo mengatakan, beberapa faktor yang mempengaruhi adalah soal ketidakpastian pajak dan regulasi.

“Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap investasi di sektor migas. Skema Grossplit juga akan membuat iklim investasi di sektor migas semakin lesu,” katanya, di Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Mantan Direktur Jenderal Minyak Bumi dan Gas dan Mantan Direktur Pertamina EP tersebut berpendapat ada beberapalangkah stratgis yang harus dilakukan pemerintah. Untuk existing contract, primary production (minyak) tidak perlu diperpanjang.

Selain itu, swasta nasional diberi kesempatan untuk ikut membangun industri migas nasional yang tangguh. “Kemudian, EOR perlu diperpanjang untuk mempertahankan ataupun menaikkan produksi minyak nasional,” jelasnya.

Dia juga berpendapat langkah pemerintah yang perlu dilakukan untuk kontrak baru. Pemerintah perlu memberikan blok tanpa tender, tanpa baar bonus, namun dengan eksplorasi aktif, sebagai privilege. Namun, hal ini dikhususkan bagi PSC yang tidak diperpanjang.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper