Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani Commercial Operation Date (COD) atau operasi komersial Pembangkit Listrik Tenaga Uap Lombok Timur di Sambelia, Lombok, Nusa Tenggara Barat. COD proyek itu membuat daya listrik di daerah tersebut surplus sebesar 71 MW.
Penandatanganan berita acara COD dilaksanakan oleh General Manager PLN Wilayah NTB Mukhtar, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara Djarot Hutabri, dan Direktur PT Lombok Energy Dynamics Bambang Irawan.
Mukhtar, GM Maneger PLN Wilayah NTB mengatakan pengembangan PLTU tersebut bekerjasama dengan PT Lombok Energy Dinamics. PLTU itu memiliki daya 50 MW. Pasokan listrik di daerah itu meningkat menjadi 293 MW, bertambah dari sebelumnya yang hanya 293 MW.
Dengan adanya kelebihan daya sebesar 71 MW diharapkan bisa memenuhi pasokan listrik untuk investor yang akan membangun industri di daerah itu.
“Beban puncak listrik di NTB hanya 222 MW. COD PLTU Lombok Timur juga meningkatkan rasio elektrifikasi NTB,” ujarnya, Selasa (11/4/2017).
Rasio elektrifikasi (RE) di NTB telah mencapai 77,68% dari target 75,90% pada tahun lalu. Tahun ini RE NTB ditargetkan mencapai 80,01. PLN berencana meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 95% hingga tahun 2025.
Baca Juga
Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi NTB. Selain itu, penambahan pembangkit juga dilakukan agar tidak terjadi defisit daya di kemudian hari, mengingat pertumbuhan penggunaan listrik di NTB cukup tinggi.
NTB mengalami peningkatan kebutuhan daya, jika dilihat dari beban puncak kelistrikan. Dalam enam tahun terakhir, rata-rata peningkatan kebutuhan daya mencapai 12%.
PLN juga akan membangun pembangkit baru, di antaranya PLTU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW, PLTMG Sumbawa sebesar 50 MW, PLTMG Bima sebesar 50 MW, PLTU Lombok 100 MW, dan PLTU Lombok 2 sebesar 100 MW.