Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentra IKM Rajut Jabar Didorong Gencar Jajaki Pasar Ekspor

Sentra industri kecil menengah (IKM) pakaian rajut Binong Jati, Bandung, didorong kian kian gencar melakukan inovasi dan memperluas sayap ke pasar-pasar ekspor. Blok IKM rajut tersebut telah bertahan lebih dari 50 tahun dan menyerap ribuan tenaga kerja di Kota Bandung.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/3)./Antara-Wahyu Putro A
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/3)./Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, BANDUNG -- Sentra industri kecil menengah (IKM) pakaian rajut Binong Jati, Bandung, didorong kian kian gencar melakukan inovasi dan memperluas sayap ke pasar-pasar ekspor. Blok IKM rajut tersebut telah bertahan lebih dari 50 tahun dan menyerap ribuan tenaga kerja di Kota Bandung.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan sentra IKM Binong Jati telah mampu memproduksi tekstil rajutan yang mampu bersaing di pasar ekspor. Saat ini, hasil rajut dari daerah tersebut telah masuk ke pasar Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, hingga Nigeria.

"Di tengah gempuran barang impor, sentra industri rajutan Binong Jati masih bertahan, mampu menyerap 2.000 tenaga kerja, dengan lebih dari 300 industri rumahan," jelas Airlangga dalam kunjungannya ke Binong Jati, Bandung, Jumat (7/4).

Kemenperin mecatat investasi di wilayah tersebut mencapai Rp31 miliar dengan produksi baju hangat (sweater) mencapai 980.000 lusin per tahun. Rajutan tersebut dijual dengan harga yang terjangkau, di kisaran Rp40.000--Rp100.000.

Adapun, tahun lalu Kemenperin sebagai kementerian teknis telah menyalurkan dana alokasi khusus (DAK) pada Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung sebesar Rp4,6 miliar yang digunakan untuk program revitalisasi sentra produksi IKM di Kota Bandung.

Sentra IKM rajut Binong Jati telah berdiri sejak 1960 dan memasarkan produknya ke kota-kota besar di Indonesia serta ke beberapa negara. Dalam tiga tahun terakhir, sentra rajut tersebut memang mengalami perlemahan baik dari sisi unit usaha maupun penyerapan tenaga kerja.

Untuk itu, Airlangga menyebut pemerintah telah menyusun sejumlah upaya yang diyakini dapat kembali menggairahkan industri tekstil nasional seperti penumbuhan wirausaha baru, penguatan pendidikan vokasi industri fesyen yang tersertifikasi, serta restrukturisasi mesin operasional.

"Kami mendorong pertumbuhan industri padat karya seperti Sentra Rajut Binong Jati ini seperti melalui fasilitasi promosi, pendampingan tenag aahli desain, peningkatan kompetensi SDM, dan penguatan branding produk fesyen," jelas Airlangga.

Selain itu, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan pihaknya tengah mengajukan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang juga dapat dijadikan dana investasi yaitu KUR Industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper