Bisnis.com, JAKARTA -- Kota Bandung memiliki sentra tekstil rajut Binong Jati yang berdiri sejak 1965. Wilayah ini tersohor ke negeri tetangga karena produk rajutnya diekspor hingga ke Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyampaikan, pihaknya ingin Binong Jati tidak hanya menjadi sentra rajut melainkan juga menjadi tujuan wisata. Dengan menjadi tujuan wisata, masyarakat dapat memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi.
"Wisatawan Bandung jumlahnya 6 juta orang, masing-masing belanjanya Rp1 juta. Ada Rp6 triliun yang bisa kita dapatkan dari turis itu," kata wali kota yang akrab disapa Kang Emil saat mengungjungi Binong Jati, Jumat (7/4/2017).
Emil meminta Camat setempat mendata rumah-rumah penduduk yang dapat 'disulap' menjadi homestay. Selain itu, dia meminta warga mendata segala kebutuhan untuk membangun Kampung Rajut.
Menurutnya, untuk menarik wisatawan, Pemkot memilik program membangun showroom sebagai tempat belajar dan bertukar ide antargenerasi muda.
Adapun, sentra rajut Binong Jati memproduksi 980.000 lusin produk rajut per tahun dan sebagian dipasarkan ke beberapa kota besar di Indonesia. Saat ini, Sentra Rajut Binong Jati telah memiliki lebih dari 2.000 tenaga kerja.
Baca Juga
Menteri Perindustrian Airlangga Hartaro mengungkapkan pemerintah mendorong pertumbuhan industri tekstil sebagai sektor strategis nasional.
"Terkait kebutuhan mesin rajut, akan kita sediakan setelah ada workshop-nya. Nanti akan dibantu mesin rajut yang bisa untuk motif. Akan dipersiapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama karena untuk proposal anggaran tahun depan," jelas Airlangga.