Bisnis.com, JAKARTA--Groundbreaking proyek pembangunan jaringan pipa gas kota untuk 60.000 sambungan dimulai pada bulan ini.
Adapun, sesuai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp1,4 triliun untuk membangun 60.000 sambungan gas bumi melalui penugasan.
Melalui penugasan tersebut, Pertamina harus membangun jargas di Kota Pekanbaru, Kabupaten Penukal Abab Pematang Ilir, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Mojokerto, Kota Samarinda dan Kota Bontang. Sementara, PGN membangun jargas di Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung, DKI Jakarta dan Kota Mojokerto.
Dalam hal penugasan, kedua badan usaha bertanggung jawab atas desain pembangunan jargas, mengutamakan penggunaan material dan komponen yang diproduksi di dalam negeri, menjamin penyelesaian sesuai kaidah keteknikan dan keselamatan, melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan serta menjamin pemenuhan kebutuhan gas bumi untuk rumah tangga.
Kedua perusahaan bisa menunjuk anak usaha atau afiliasinya dengan kepemilikan saham baik langsung maupun tidak langsung dengan tetap bertanggung jawab terhadap penugasan tersebut. Bila kedua badan usaha tidak bisa melaksanakan kewajiban, pemerintah dapat memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, tahun 2016 terealisasi pembangunan jargas yang menyentuh 88.915 rumah tangga.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan 60.000 sambungan akan mengaliri gas ke masyarakat di sembilan kota dan kabupaten. Pemilihan kota, tutur Wirat, disesuaikan lokasinya yang berdekatan dengan ketersediaan pasokan dari lapangan gas.
Proyek yang ditugaskan kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk dan PT Pertamina (Persero) itu diharapkan bisa rampung di tahun ini.
"April ini mulai groundbreaking, setelah April jadi bisa dilakukan pembangunan, total semuanya sekitar 60.000 sambungan rumah," ujarnya usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman pembangunan pipa gas di Gedung Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Jakarta, Rabu (29/3).
Menurutnya, pembangunan jaringan pipa gas kota akan menekan angka konsumsi liquefied petroleum gas (LPG) yang saat ini masih impor sebesar 65%. Selain itu, biaya pemakaian akan menyusut hingga 50%. Dengan demikian, masyarakat memperoleh akses energi yang lebih murah dengan penambahan jaringan gas kota.
Selain itu, pembangunan jaringan pipa gas kota bisa diharapkan bisa mendorong pemanfaatan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik. Sejak 2012 hingga 2016, dari data Kementerian ESDM menunjukkan alokasi gas untuk gas kota rendah penyerapannya.
Pada 2012, dari 1,85 billion British thermal unit per day (BBtud) baru 0,45 BBtud yang terserap. Berturut-turut pada 2013 hanya 0,59 BBtud dari 3,51 BBtud yang terkontrak. Kemudian, di 2014 hanya 1,5 BBtud dari total 4,11 BBtud gas. Lalu, pada 2015 penyerapannya 1,71 BBtud dari 3,71 BBtud yang terkontrak. Terakhir, pada 2016, terserap 3,15 BBtud dari 3,43 BBtud.
"LPG digunakan ibu rumah tangga rata-rata tiga sampai empat tabung satu bulan, harganya Rp18.000 satu tabung jadi [harus keluarkan biaya sebulan] Rp75.000. Kalau gunakan jargas, rata-rata bayar Rp35.000 per bulan," katanya.