Bisnis.com, JAKARTA - Guna mempersiapkan pengembangan kerja di wilayah sumur MDA dan MBH, KKKS Husky - CNOOC Madura Limited (HCML) beserta SKK Miga menggelar sosialisasi kepada ratusan nelayan yang berada di kepulauan Sapudi Kecamatan Gayam dan Kecamatan Nonggunong.
Sosialisasi persiapan pengembangan kerja HCML yang digelar di kantor Kecamatan Gayam tersebut turut dihadiri oleh pejabat Forkopimcam serta perwakilan dari Angkatan Laut (AL).
Perwakilan dari SKK migas Jawa, Bali, Nusa Tengara (Jabanusa) Singgih menjelaskan, dalam menjalankan tugasnya K3S menjunjung tinggi keselamatan lingkungan.
"Jangan khawatir kami menjunjung tinggi keselamatan lingkungan, jadi kami selaku perwakilan dari pemerintah berharap kepada masyarakat untuk mendukung kegiatan hulu migas. Sebab, sampai detik ini, migas masih menjadi tulang pungung APBN negara, karena masih menyumbang sekitar 20%," katanya dalam siarab pers, Minggu (19/3/2017).
Di tempat yang sama, Hamim Tohari selaku Senior Head of Relation HCML menegaskan, sosialisasi persiapan pengembangan sumur MDA dan MBH baru akan dimulai sekitar awal April 2017. Sehingga dengan menjunjung adat ketimuran, HCML beserta tim melakukan silaturahmi kepada warga di pulau Sapudi.
"Insya Allah bulan April ini kami akan memulai pengembangan atau kegiatan, dengan memasang platform," ujarnya.
Hamim menambahkan dengan persiapan kegiatan pemasangan platform seluas 20 meter persegi itu, maka akan ada lalulang kapal pengangkut bahan. Sehingga bakal ada kapal yang berada dua sumur tersebut.
Tak hanya itu, daerah kerja HCML juga berada pada lokasi latihan pasukan TNI AL.
"Karena HCML akan segera melakukan kegiatan, maka dalam waktu dekat juga akan ada program pemberdayaan masyarakat yang dilandasi oleh kebutuhan bukan keinginan," kata Hamim.
Sementara itu, ditempat yang sama yang juga ikut dalam rombongan sosialisasi HCML, yakni Paspotmar lanal batuporon Erdis Suprisancoko menegaska. Lokasi wilayah kerja HCML di 3 sumur tersebut, ternyata berada dalam wilayah latihan TNI AL. Oleh sebab itu dirinya mempunyai tugas mengamankan obyek vital negara.
"Seharusnya wilayah kerja HCML ini rahasia. akan tetapi karena lokasi yang menjadi latihan kami berada di lokasi kerja pengeboran gas, maka harus kami beritaukan kepada warga maupun HCML untuk sama-sama menjaga kepentingan negara itu, Sekali lagi kami tegaskan, kehadiran kami di sini netral, selain mengamankan obyek vital nasioanal juga mengamankan kepentingan hajat hidup orang banyak," jelasnya.
Menangapi adanya soslialisasi HCML dan SKK Migas itu, salah satu warga Desa Pancor, Kecamatan Gayam, H. mustofa mengatakan. Demi keselamatan warga, warga meminta jalur nelayan betul-betul diamankan baik kapal transportasi umum maupun kapal nelayan.
"Kami juga berharap limbah ekplorasi HCML nanti diperhatikan, agar tidak mencemari laut. khususnya wilayah Gayam, Nong Gunong dan Raas," tandasnya.
Sekadar catatan, persiapan pengembangan wilayah kerja HCML tersebut nantinya hasil migasnya akan di Tie in atau disambungkan ke pipa Perrtamina East Java Gas Pipeline (EJGP) ke Porong Sidoarjo yang kurang lebih berjarak 200 KM. Gas yang dihasilkan ini akan dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan industri pupuk di Jawa Timur.