Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai salah satu paket kebijakan ekonomi Pusat Logistik Berikat atau PLB diklaim belum berdampak positif bagi sejumlah pelaku usaha dengan komoditas tertentu.
Ivan Kamadjaja, CEO PT Kamadjaja Logistics mengakui PLB milik Kamadjaja Logistics yang berlokasi di Cibitung, Bekasi, belum beroperasi karena belum memiliki customer.
Dia mengatakan, PLB adalah sebuah konsep baru yang ditetapkan pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi II. Namun, masih banyak aturan teknis yang belum mengakomodasi banyak hal.
“Misalnya, rokok boleh atau tidak? Begitu juga masalah IT,” ungkap Ivan kepada Bisnis, Rabu (8/3/2017).
Dia mengatakan, salah satu penyebab kosongnya PLB di Cibitung dikarenakan calon customer sudah menempatkan barang mereka ke PLB lain. Salah satu customer tetap Kamadjaja Logistics adalah PT Unilever Indonesia yang telah memasukkan barang- mereka untuk disimpan ke PLB miliki Agility.
“Namun, Maret ini, kami akan buka PLB sejenis di Surabaya. Di sana sudah ada customer, Unilever juga. Dia yang meminta kami buka di sana,” tuturnya.
Dia menyebut Kamadjaja Logistics akan mengikuti kebutuhan pelanggandimana tempat yang bagus untuk membuka PLB. Beberapa lokasi yang kerap disebutkan oleh pelanggan adalah Surabaya dan Medan.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengatakan pihaknya sudah menerima sejumlah pengaduan dari perusahaan-perusahaan logistik yang memiliki PLB dan tidak mendapatkan profit sesuai target.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah masih konsisten dengan pengembangan PLB. Oleh sebab itu tahun ini, pemerintah masih akan melakukan peresmian sejumlah kawasan sebagai PLB. Menurutnya, PLB masih menjadi program andalan pemerintah guna mengefisiensikan biaya logistik.