Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IORA Momentum untuk Pacu Ekspor

Kerjasama negara-negara anggota Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (IORA) diyakini menjadi momentum Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor.
Presiden Joko Widodo (kanan) duduk di kursi goyang rotan produksi dalam negeri ketika mengunjungi pameran produk perdagangan di sela KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-20 Tahun 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3)./Antara-Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kanan) duduk di kursi goyang rotan produksi dalam negeri ketika mengunjungi pameran produk perdagangan di sela KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-20 Tahun 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3)./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA- Kerjasama negara-negara anggota Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau  Indian Ocean Rim Association (IORA) diyakini menjadi momentum Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor.

Pasalnya, pasar baru tujuan ekspor makin terbuka luas lewat sejumlah kesepakatan bisnis yang terjadi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA di Jakarta saat ini. Penegasan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam rangkaian KTT ini, untuk melakukan ekspansi pasar, mendapatkan apresiasi dan dukungan berbagai kalangan.

“Negara-negara yang tergabung dalam IORA ini merupakan negara yang sifatnya non tradisional tapi potensial,” kata Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi di Jakarta, Selasa (7/3) dikutip Antara.

Mengenai perdagangan dan investasi, selama ini mitra dagang traditional Indonesia adalah Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat.  Menurutnya, strategi yang harus diambil Indonesia ke depan adalah memperlebar portofolio ke negara-negara nontradisional.

Jika hanya mengandalkan perdagangan dengan negara-negara tradisional ekspor, berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berkelanjutan. Dengan kata lain, akan sangat tergantung pada kondisi negara-negara tersebut. Sehingga jika ada krisis atau penurunan permintaan, akan berdampak negatif untuk Indonesia.

“Kalau kita bicara IORA juga cakupannya sangat luas melibatkan beberapa daerah ekonomi seperti Asean, SAARC untuk negara-negara Asia Selatan, lalu ada Australia dan Afrika. Ini melibatkan banyak negara, cross region dan besar sekali potensi kerja samanya,” tuturnya.

Beberapa komoditas andalan Indonesia yang bisa didorong adalah komoditas-komoditas unggulan seperti kopi, produk-produk pertanian dan tekstil. “Ke depan kita bisa melihat ke produksi yang jauh lebih advance seperti spare part dan komponen elektronik. Untuk jangka pendek, kita bisa lihat di 10 komoditas unggulan kita,” lanjutnya

Fithra menyarankan peningkatan kerja sama bisa dimulai dari negara dengan ukuran GDP yang cukup besar dan jarak yang tidak terlalu jauh seperti Australia dan India. “Namun tidak menutup kemungkinan untuk mulai menggarap pasar Afrika. Negara Afrika Selatan bisa menjadi pintu masuk ekspor Indonesia ke benua Afrika,” serunya.

Pada 2016 potensi pasar Afrika mencapai US$550 miliar, tetapi realisasi ekspor Indonesia ke sana baru mencapai US$4,2 miliar. Adapun potensi Timur Tengah mencapai US$975 miliar dengan realisasi ekspor baru mencapai U$5 miliar.

Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Nasril Bahar mendukung niatan ekspansi pasar oleh Kemendag. Ia menilai, Indonesia di kawasan Lingkar Samudra Hindia memiliki daya saing dan daya tawar yang cukup baik. Apalagi, lanjutnya, Indonesia masuk dalam urutan tiga besar, setelah Cina dan India dengan pertumbahan ekonomi yang stabil. Ia yakin, Indonesia mumpuni untuk berkompetisi dengan negara peserta IORA dalam bidang perdagangan.

“Pasar baru itu memiliki peluang yang cukup besar buat kita. Salah satunya adalah indikator pertumbuhan ekonomi kita yang cukup baik. Di sisi lain kita sudah beberapa saat lalu bisa menggenjot kualitas produk. Peserta (KTT) akan mengambil kesepakatan-kesepakatan. Saya yakin akan mendapatkan respon positif,” ucapnya,

 

Penegasan akan ekspansi pasar dari momentum IORA ini dinyatakan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Perdagangan intra-regional IORA pada 2015 mencapai US$777 miliar atau tumbuh 300% dibandingkan 1994 yang sebesar US$233 miliar.

"IORA sangat strategis dan sejalan dengan strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor.  Kemendag akan mengoptimalkan pertemuan ini untuk melakukan ekspansi atau pendalaman terhadap pasar-pasar baru yang potensial," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Enggar menuturkan, negara-negara tersebut sejatinya mengenal satu sama lain dalam kawasan lingkar Samudera Hindia selama ratusan tahun, namun sayangnya potensi kawasan IORA telah terabaikan terlalu lama.

Ada enam negara anggota IORA yang termasuk dalam kategori negara yang menjadi perhatian penting pemerintah Indonesia dalam hal perdagangan, yaitu Bangladesh, Kenya, Mozambik, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab dan Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper