Bisnis.com, JAKARTA – Kedatangan rombongan pendahulu sebelum Raja Salman dari Arab Saudi tiba di Indonesia berlangsung hari ini.
Setelah pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB rombongan pertama tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, sore dan malam nanti akan menyusul rombongan kedua dan ketiga.
“Hari ini 3 flights akan masuk HLP. Pertama jam 9 tadi dari Riyadh, kedua nanti sore dari Kuala Lumpur, ketiga tengah mlm nanti, juga dari KL,” ujar Martha Lory Fransisca, Corporate Communications JAS kepada Bisnis.com, Selasa (28/2/2017).
Pesawat Boeing 773 milik Saudi Arabia Airlines yang membawa rombongan pertama datang tanpa membawa kargo.
“Rombongan pertama sudah datang. Flight SV 471. 10 pax, 18 crew, no cargo,” ujar Martha.
Seperti diketahui, Raja Salman bin Abdulazis Al-Saud dari Arab Saudi diagendakan akan berada di Indonesia pada tanggal 1 hingga 9 Maret 2017.
Dengan jumlah rombongan yang tidak sedikit, atas kunjungan bersejarah Raja Arab Saudi, setelah 47 tahun lalu Raja Faisal bertandang ke Indonesia, diperlukan penangan kebandaraan yang prima.
Setidaknya, Raja Salman akan membawa delegasi berjumlah kurang lebih 1.500 orang, termasuk jajaran Menteri dan 16 Pangeran.
Sebelumnya, Minggu (26/2/2017) Martha menyebutkan, JAS menyiapkan sejumlah sumber daya manusia pemegang lisensi di bidangnya untuk memberikan layanan penunjang penanganan penerbangan.
Mereka akan menangani 27 penerbangan di Halim Perdana Kusuma dan 9 penerbangan di Denpasar (termasuk penumpang dan kargo) pada fase kedatangan(15 Februari – 4 Mar 2017). Hal itu belum termasuk fase kepulangan rombongan Raja Salman yang masih menunggu informasi lebih lanjut.
Ada pun pesawat yang digunakan rombongan pemimpin Kerajaan Arab Saudi itu adalah Boeing B777, B744, B747F, B73G, B757, dan Gulfstream.
Jumlah kargo yang mereka gunakan diperkirakan mencapat 63 ton di Halim Perdana Kusuma dan 396 ton di Bandara Ngurah Rai, berdasar data terakhir pada 23 Februari 2017.
Itu belum termasuk kargo spesial berupa mobil mewah Mercy S600 dan eskalator khusus Raja Salman terkait kondisi kesehatannya.
Berdasar catatan pihak JAS, pada periode 15 Februari hingga 28 Februari 2017 terdapat 620 orang yang harus ditangani layanan kebandaraannya, sedangkan untuk tanggal 1 Maret dan seterusnya masih menunggu informasi lanjutan.
“SDM untuk di Halim di antaranya 178 orang, termasuk 30 pemegang license operator untuk mengoperasikan pushback, main deck loader, baggage towing tractor, Conveyer Loader, passenger step,” ujar Martha.
Selain itu disiapkan 26 aviation security untuk mensupervisi proses loading/unloading kompartemen, supervisi proses baggage breakdown ke truk, mengawal pesawat saat RON. Pihak keamaan ini berkoordinasi dengan pengamanan kerajaan Arab Saudi.
Di Bandara Ngurah Rai, disiapkan 394 orang, termasuk 42 orang pemegang license operator dan 42 orang aviation security.
JAS menyiapkan GSE atau ground support equipment. JAS menyiapkan 66 motorised dan non-motorised GSE untuk di Halim dan 121 motorised & non-motorised GSE untuk layanan penunjang penerbangan di Denpasar.
Perlengkapan itu termasuk 1 unit Main Deck Loader kapasitas 32 ton untuk di Halim dan 1 unit Main Deck Loader kapasitas 32 ton untuk Denpasar, serta 1 unit Invalid Passenger Lift plus 1 unit Extra High Loader kapasitas 7 ton untuk di Halim.
JAS juga menangani proses loading dan unloading makanan dan minuman dari Aero Catering Services.
Menurut Martha, Saudi Arabia Airlines (Sv) adalah klien JAS sejak 1985. Kontrak penanganan penunjang penerbangan rombongan Raja Salman masuk dalam kategori kontrak biasa.
"Angka masih fluktuatif, tergantung tipe pesawat dan jumlah penerbangan, " ujar Martha ihwal pendapatan untuk perusahaan sebesar Rp400 juta untuk penanganan penunjang penerbangan rombongan Raja Salman.