Bisnis.com, JAKARTA—PT Pegadaian (Persero) menargetkan pengadaan layanan gadai melalui sistem online bisa berjalan pada semester pertama tahun ini.
Direktur Bisnis I Pegadaian Harianto Widodo mengatakan pengembangan layanan kepada sistem online dilakukan untuk memberi kemudahan kepada masyarakat yang ingin mengajukan proses pinjaman.
“Saat ini sedang kami bangun dan uji coba sistemnya, kemungkinan layanan ini baru bisa resmi diluncurkan pada semester pertama otahun ini,” kata Harianto kepada Bisnis, Senin (27/2/2017).
Menurutnya, meskipun pengajuan pinjaman nantinya dapat dilakukan lewat sistem online. Untuk menjamin keamanan dan kepuasan konsumen, masyarakat tetap diharuskan membawa benda berharga yang akan diagunkan ke kantor Pegadaian terdekat untuk dilakukan proses taksir nilai barang.
Harianto menyatakan pengembangan sistem online untuk layanan gadai perlu dilakukan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri pergadaian, khususnya ketika berhadapan dengan perusahaan gadai swasta yang sebagian besar diantaranya telah menggunakan sistem online.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan untuk mencapai target pertumbuhan pembiayaan di tahun ini, pihaknya akan terus berinovasi tidak hanya dari sisi pelayanan, tetapi dari sisi produk pembiayaan. Pada tahun ini, jelasnya, Pegadaian berencana merambah pembiayaan untuk modal usaha yang difokuskan kepada para petani dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan syarat agunan berupa sertifikat tanah dan bangunan.
“Dengan berbagai upaya pengembangan yang dilakukan, kami targetkan pembiayaan sepanjang tahun ini bisa mencapai Rp41 triliun atau tumbuh sebesar 15,5% jika dibandingkan realisasi pembiayaan pada tahun sebelumnya,” ujarnya.
Pada 2016, perusahaan berpelat merah yang bergerak di industri pergadaian itu telah menyalurkan pembiayaan Rp35,48 triliun. Dari total tersebut, kontribusi dari lini bisnis gadai masih mencapai sekitar 90%, sedangkan kontribusi bisnis non gadai hanya sebesar 10%.
Meskipun demikian, dia mengungkapkan pertumbuhan pembiayaan paling signifikan justru berasal dari bisnis non gadai yang mencapai 25%, sedangkan pertumbuhan pembiayaan bisnis gadai hanya sebesar 12%.
Menurutnya, pertumbuhan pesat dari bisnis non gadai menunjukkan bahwa upaya perluasan produk pembiayaan yang dilakukan persero mulai menunjukkan dampak positif. Pada tahun ini, dia memperkirakan pertumbuhan pembiayaan dari bisnis non gadai masih akan bertumbuh kencang yaitu di kisaran 25—30%, sedangkan pembiayaan gadai diprediksi tumbuh sekitar 12,5%.