Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FREEPORT INDONESIA: Saham 51% Jangan Dijual ke China

Jaringan Aktivis Prodemokrasi (Prodem) mendukung upaya pemerintah menasionalisasi saham PT Freeport Indonesia (PT FI), tapi tidak boleh dibeli oleh perusahaan negeri China.
Area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua./Antara
Area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Jaringan Aktivis Prodemokrasi (Prodem) mendukung upaya pemerintah menasionalisasi saham PT Freeport Indonesia (PT FI), tapi tidak boleh dibeli oleh perusahaan negeri China.

Kesungguhan pemerintah dengan mengubah sistem Kontrak Karya menjadi IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) terhadap PT FI patut didukung. Semangatnya seperti menasionalisasi Freeport dengan divestasi 51 persen saham, kata Satyo P, Sekretaris Jenderal Prodem, di Jakarta, Kamis.

Sejarah kontrak karya

  • 1936 – Jacques Dozy menemukan cadangan ‘Ertsberg’.
  • 1960 – Ekspedisi Forbes Wilson untuk menemukan kembali ‘Ertsberg’.
  • 1967 – Kontrak Karya I (Freeport Indonesia Inc.) berlaku selama 30 tahun sejak mulai beroperasi  1973.
  • 1988 – Freeport menemukan cadangan Grasberg. Investasi yang besar dan risiko tinggi, sehingga memerlukan jaminan investasi jangka panjang.
  • 1991 – Kontrak Karya II (PT Freeport Indonesia) berlaku 30 tahun dengan periode produksi akan berakhir pada 2021, serta kemungkinan perpanjangan 2x10 tahun (sampai tahun 2041).

Luas wilayah

  • Eksplorasi KK-A = 10.000 Ha
  • Eksplorasi KK-B = 202.950 Ha

Total Wilayah = 212.950 Ha

Luas wilayah KK Blok B terakhir seluas 212.950 hektare tersebut hanya tinggal 7,8% dari total luas wilayah eksplorasi pada 1991.

  • 1991 = 2,6 juta Ha
  • 2012 = 212.950 Ha
  • US$8,6 miliar dengan perkiraan tambahan investasi US$16 miliar-US$18 miliar untuk pengembangan bawah tanah ke depan.
  • 94% total investasi tambang tembaga di Indonesia
  • 30% total investasi di Papua
  • 5% total investasi di Indonesia.
  • Sumber:Data terakhir di MP3EI hingga 2012.


"Akan tetapi apa benar demikian? Divestasi itu apakah steril dari aktor-aktor 'papa minta saham' Atau bagaimana setelah ini hadir PT FI dengan cita rasa China," kata Satyo.

-------------------------------------

BACA

Papua Minta Pemerintah Pusat Siapkan Langkah Lanjutan Soal Freeport

Beli Saham Freeport 10,64%, Kementerian BUMN Menanti Arahan Pemerintah

Menakar Ancaman Arbitrase Freeport


Dia menenggarai kemungkinan modus "debt to equity" atau utang yang dialihkan menjadi saham. Seandainya nanti 51%  saham itu dibeli oleh BUMN dan BUMN tersebut meminjam uangnya dari Tiongkok maka bila BUMN itu gagal bayar maka sahamnya diambil alih sehingga akhirnya Freeport jadi milik China dan bukan milik Indonesia.

"Jika menjadi kenyataan pada suatu hari nanti perusahaan raksasa pertambangan emas tersebut berganti cita rasa maka kita semua paham dengan karakter investor Tiongkok yang akan juga membawa pekerja dari negara asalnya untuk mengisi seluruh level di perusahaan tambang itu," katanya.

Oleh karena itu, Jaringan Prodem meminta rencana pemerintah mengambil alih 51 saham di PT FI tidak lagi ditunggangi oleh kelompok 'papa minta saham' yang ternyata dibaliknya adalah kepentingan Tiongkok yang makin besar pengaruhnya pada perekonomian Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper