Bisnis.com, JAKARTA - Gerakan Nasional 1000 Startup Digital menargetkan Denpasar, Bali, sebagai salah satu kota yang akan disambangi untuk mencari talenta muda yang akan memecahkan masalah dengan menciptakan startup digital yang berkelanjutan dan berkembang baik.
Faye Scarlet Alund, Co-founder Kumpul Coworking Space Bali, mengatakan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital bisa menjadi kesempatan bagi Pulau Dewata untuk membangun ekosistem yang kini masih kurang optimal supaya menjadi lebih kuat.
Seperti dikutip dari keterangan tertulis, beberapa agenda akan digelar untuk memperkenalkan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang didukung oleh komunitas-komunitas, perguruan tinggi negeri dan swasta, serta pemerintah kota Denpasar.
“Kami mencuri start untuk publikasi lebih awal yang telah dimulai dari September 2016. Pekan depan kami juga akan memulai roadshow dan publikasi untuk sosialisasi program,” sambung Faye yang juga menjabat sebagai Koordinator Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Denpasar, pada Jumat(17/2/2017).
Setelah Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Denpasar berjalan, diharapkan ekosistem startup digital di Bali dapat menjadi lebih kuat, entrepreneur semakin banyak, dan membantu daerah-daerah di Indonesia Tengah dan Timur untuk ikut berkembang.
“Jumlah pengusaha muda Bali meningkat yang akan memberi kontribusi bagi angka entrepreneur di Indonesia,”tuturnya.
Baca Juga
Bali merupakan kawasan wisata dengan jumlah pengunjung terbanyak setiap tahunnya di Indonesia. Potensi pariwisata Bali tentu saja memengaruhi tingkat perekonomian kawasannya.
Menurut Bank Indonesia Provinsi Bali, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun 2016 mencapai 6,17% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional di angka 5%. Sayangnya, merujuk data BPS Provinsi Bali, jumlah penduduk miskin di sana masih mencapai angka 168.780 orang atau 4,18% dari total populasi.
Kondisi tersebut kontradiktif dengan pertumbuhan ekonomi Bali yang sedang meningkat. Dari berbagai sumber, hal itu disebabkan oleh penggerak ekonomi masih berpusat pada aarga negara asing (WNA) yang memiliki usaha di Bali. Padahal Pulau Dewata ini memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat setempat, salah satunya potensi industri startup digital.
Menurut dia, ekosistem startup di Bali sudah mulai terbuka dan tumbuh dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meski jika dibanding Jakarta, Surabaya, dan Bandung, Bali masih jauh tertinggal dari sisi persentase jumlah startup.
“Sebenarnya dari segi resources seperti institusi pendidikan yang memadai dan menghasilkan talenta penuh skill, ketersediaan coworking space, serta pemerintah lokal dan infrastruktur juga mendukung. Namun dari segi entrepreneurship appetite masyarakatnya masih kurang,”paparnya.