Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekspor yang signifikan mendorong surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2017 menjadi US$1,4 miliar, surplus bulanan terbesar dalam 3 tahun terakhir.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan ekspor pada bulan pertama tahun ini tercatat sebesar US$13,38 miliar atau tumbuh 27,71% secara year-on-year (Yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$10,48 miliar. Meningkatnya harga komoditas membuat ekspor melonjak.
Sementara itu, impor naik 14,54% dari US$10,47 miliar menjadi US$11,99 miliar. Impor bahan baku dan penolong menjadi penyumbang pertumbuhan impor terbesar, setelah meningkat 20,92%.
Impor barang modal juga menunjukkan perkembangan positif setelah naik 6,04%. Di sisi lain, impor barang konsumsi anjlok 13,39%.
"Kalau dilihat, surplus ini merupakan surplus bulanan terbesar sejak Januari 2014," ungkap dia dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2017).
Surplus terbesar berasal dari hasil transaksi perdagangan dengan India yang nilainya US$989 juta, AS sekitar US$804 juta, dan Belanda US$284 juta. Adapun defisit perdagangan tertinggi adalah China dengan US$1,37 miliar, Thailand sebesar US$240 juta, serta Australia sekitar US$180 juta.