Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menghentikan kegiatan operasi produksinya sejak 10 Februari 2017 akibat belum diperolehnya izin ekspor konsentrat tembaga dan aksi demonstrasi yang berlangsung di PT Smelting.
Juru bicara PTFI Riza Pratama menjelaskan smelter PT Smelting yang berkapasitas 1 juta ton konsentrat tembaga mampu memurnikan sekitar 40% produksi PTFI. Namun, karena terjadi aksi demonstrasi, operasi smelter tersebut terhenti.
Di sisi lain, 60% produksi PTFI sejauh ini belum bisa diekspor karena izin yang belum diperoleh sejak 12 Januari 2017. Sementara gudang penyimpanan di Papua telah penuh.
------------------------------------------------------------------
BACA:
-Dijanjikan Bisa Ekspor, Freeport Belum Ajukan Permohonan
-MENTERI ESDM IGNASIUS JONAN: IUPK Sudah Diterbitkan, Freeport Tak Akan Gegabah Kurangi Karyawan
-IZIN EKSPOR: Pemerintah Tunggu Freeport
------------------------------------------------------------------
"Sejak Jumat kemarin mill [pabrik pengolahan ore menjadi konsentrat] sudah tidak produksi," katanya di Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Dia mengatakan penghentian kegiatan operasi produksi tersebut telah berdampak terhadap para pekerja PTFI. Beberap kontraktor tambang sudah dipulangkan.
Dia berharap pemerintah segera memberika izin ekspor konsentrat tembaganya tersebut. Alasannya, dalam Kontrak Karya (KK), ekspor tersebut bisa dilakukan sampai masa kontraknya habis pada 2021.
-----------------------------------------------------------------
BACA
-SENTIMEN PASAR 14 FEBRUARI: Kemenkeu Awasi Penerimaan Freeport, Akuisisi Ramaikan Pasar
-Keinginan Freeport terkait âKetentuan IUPK Tergantung Kemenkeu
-----------------------------------------------------------------
Seperti diketahui, saat ini baru ada satu smelter tembaga yang beroperasi. PTFI pun sebenarnya telah berkomitmen untuk membangun smelter baru berkapasitas 2 juta ton konsentrat di Gresik, Jawa Timur.
Namun, perkembangan pembangunan smelter tersebut belum signifikan dan terhenti. PTFI meminta adanya kepastian operasi setelah kontraknya habis pada 2021 dan izin ekspor konsentrat tembaga sebelum melanjutkan pembangunannya.