Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Industri Perunggasan Didorong Garap Pasar Luar Negeri

Kementerian Pertanian mendorong pelaku industri perunggasan untuk menggarap pasar luar negeri
Ilustrasi/.disnak.jabarprov.go.id
Ilustrasi/.disnak.jabarprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mendorong pelaku industri perunggasan untuk menggarap pasar luar negeri.

Sementara itu, pasar dalam negeri dapat diisi oleh peternakan unggas rakyat. Ini dinilai sebagai solusi atas kendala yang kerap dihadapi masyarakat perunggasan yakni fluktuasi harga ayam hidup dan daging ayam. 

"Kita harapkan para pelaku industri perunggasan dapat menjual produk daging ayamnya ke pasar di luar negeri, sehingga pasar dalam negeri dapat diisi oleh peternakan unggas rakyat," tutur Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, dalam keterangan resminya. 

Ketut menyampaikan saat ini Indonesia tengah mengupayakan ekspor beberapa produk peternakan, seperti produk daging ayam olahan dan susu cair ke luar negeri. 

“Untuk daging ayam olahan kita sedang mengupayakan agar beberapa unit usaha pengolahan daging ayam dapat kembali memperoleh persetujuan dari pemerintah Jepang dan segera merealisasikan ekspor daging ayam olahan ke Jepang. Sedangkan untuk susu cair, Indonesia saat ini sudah siap untuk mengekspor ke Myanmar," imbuhnya. 

Pemerintah Jepang telah menyetujui 4 unit usaha pengolahan daging ayam untuk mengekspor daging ayam olahan ke negaranya. Keempat unit usaha tersebut yaitu PT. Malindo Food Delight Plant Bekasi, PT. So Good Food Plant Cikupa, PT. Charoen Pokphand Plant Serang, dan PT. Bellfood Plant Gunung Putri.
 
Ekspor akan dilakukan dalam bentuk daging ayam olahan yang telah melalui proses pemanasan lebih dari 70 derajat celcius selama lebih dari 1 menit. Ini dilakukan karena Indonesia saat ini masih belum bebas penyakit AI (Avian Influenza), sehingga tidak dapat mengekspor daging ayam dalam bentuk segar dingin atau beku. 

Selain empat unit usaha tersebut, ada satu unit usaha baru yang telah diusulkan oleh pemerintah Indonesia sejak 2015 setelah melalui proses audit yakni PT. Cahaya Gunung Food Plant Boyolali. 

“Apabila tambahan unit usaha ini akan disetujui oleh Pemerintah Jepang, maka total unit usaha pengolahan daging yang disetujui adalah sebanyak 5 unit usaha," imbuhnya. 

Produksi ayam ras nasional di Indonesia saat ini mengalami surplus. Hal ini karena  konsumsi masyarakat terhadap daging ayam masih sekitar 10 kg/kapita/tahun. Berdasarkan data Statistik Peternakan tahun 2016, populasi ayam ras pedaging (broiler) mencapai 1,59 juta ekor, ayam ras petelur (layer) mencapai 162 ribu ekor dan ayam bukan ras  (buras) mencapai 299 ribu ekor atau mengalami peningkatan sekitar 4,2% dari populasi pada tahun 2015. Produksi daging unggas menyumbang 83% dari penyediaan daging nasional, sedangkan produksi daging ayam ras menyumbang 66% dari penyediaan daging nasional. 

Berdasarkan informasi dari masyarakat perunggasan, industri perunggasan ayam di Indonesia dapat menyediakan produksi daging ayam ras berapapun jumlah yang diminta oleh pasar. Oleh karena itu, peningkatan populasi ayam ras ini harus diimbangi dengan seberapa besar kebutuhan atau permintaan untuk menghindari terjadinya penurunan harga akibat over supply daging ayam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper