Bisnis.com, JAKARTA – Data ekonomi yang dirilis menunjukkan peningkatan geliat ekonomi dalam negeri, di antaranya indeks manufaktur Indonesia yang berada di level ekspansif.
Optimisme juga makin didorong dengan sejumlah target yang ingin dicapai untuk meningkatkan kinerja perekonomian dalam negeri. Apa saja rinciannya, simak uraian berikut ini:
Indeks Manufaktur Bangkit. Sinyal kebangkitan industri manufaktur mulai muncul seiring dengan kenaikan Nikkei Indonesia Manufacturing Purchasing Manager Index ke level 50, pertama kali dalam lima bulan terakhir. (Bisnis Indonesia)
Bunga Single Digit. Bank Indonesia agaknya mulai “banting setir” orientasi langsung operasi moneternya. Jika fokus tahun lalu lebih lugas menduduk penurunan suku Bungan bank, kali ini BI fokus menjaga likuiditas untuk mengerem inflasi dan suku bunga. (Kontan)
Investor Domestik. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyatakan, investor domestik semakin mendominasi kepemilikan aset di pasar modal Indonesia. Porsi investor domestik yang memiliki aset di pasar modal, seperti yang tercatat di sistem C-BEST, mencapai Rp 1.838,3 triliun atau 51,77% dari total aset pasar modal senilai Rp 3.551,9 triliun. (Investor Daily)
Ketimpangan Pendapatan. Kinerja perekonomian yang masih di bawah harapan sepanjang tahun lalu dinilai ikut menyebabkan perbaikan ketimpangan pendapatan di Indonesia bergerak lamban. (Bisnis Indonesia)
Penyediaan Infrastruktur. Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas menyatakan bahwa jumlah proyek baru yang akan ditetapkan menjadi proyek strategis nasional kemungkinan bertambah dari yang dipetakan sebelumnya sebanyak 30 proyek potensial. (Bisnis Indonesia)
Premi Risiko. Premi risiko penggalangan dana lewat pasar modal baik melalui emisi obligasi maupun saham sepanjang semester I/2017 diproyeksi meningkat seiring dengan ketidakpastian global yang masih membayangi. (Bisnis Indonesia)