Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Garam Konsumsi Urung Terealisasi, Terbentur Masalah Data KKP

PT Garam (Persero) mengungkapkan impor garam konsumsi belum terealisasi karena terbentur masalah data di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Petani garam di Amed, Karangasem, Bali/Bisnis-Feri Kristianto
Petani garam di Amed, Karangasem, Bali/Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Garam (Persero) Achmad Budiono mengungkapkan impor garam konsumsi belum terealisasi karena terbentur masalah data di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Budiono menuturkan perseroan belum mendapatkan rekomendasi impor dari KKP meskipun semula seluruh kementerian terkait menyepakati impor 226.124 ton. Impor dijadwalkan masuk Januari-April.

"Menurut KKP, tampaknya masalah data. Kemungkinan persediaan garam di masyarakat masih ada," katanya saat dihubungi pada Minggu (29/1/2017).

Padahal, berdasarkan laporan yang diterima PT Garam, industri kecil dan menengah pengolahan garam di beberapa daerah di Madura dan pantai utara Jawa, seperti Rembang dan Pati, kehabisan stok bahan baku. IKM-IKM itu selama ini mengolah garam rakyat menjadi garam konsumsi.

"Industri besar masih (punya stok bahan baku) karena mereka biasanya impor dalam jumlah besar. Tapi, kemungkinan sebentar lagi habis," ujarnya.

PT Garam sebelumnya memperkirakan impor garam konsumsi dalam rangka mengisi shortage di dalam negeri itu akan mulai terealisasi akhir Januari, dengan asumsi KKP segera mengeluarkan rekomendasi impor begitu kesepakatan antarkementerian dibuat pada awal bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper