Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Alasan JK Nyatakan Keran Impor Gas akan Dibuka

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan keran impor gas industri bakal dibuka bagi pelaku industri yang kebutuhan gasnya tidak bisa dipenuhi oleh produsen domestik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbicara, disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla, seusai rapat terbatas tentang harga gas untuk industri di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/1)./Antara-Rosa Panggabean
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbicara, disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla, seusai rapat terbatas tentang harga gas untuk industri di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/1)./Antara-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan keran impor gas industri bakal dibuka bagi pelaku industri yang kebutuhan gasnya tidak bisa dipenuhi oleh produsen domestik.

“Kita kalau izinkan impor [hanya] untuk pemakaian yang tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri,” katanya di Istana Wakil Presiden, Jumat (27/1/2017).

Saat ini, JK mengatakan harga gas dalam negeri dipatok fixed price, sementara harga gas dari luar negeri mengikuti pergerakan harga di pasar.

Dia menjelaskan harga gas sangat bergantung dengan harga minyak. Pada tahun lalu, harga minyak berada di level rendah, sehingga membuat harga gas dari luar negeri juga dihargai rendah.

Berbeda dengan kondisi pasar domestik yang menggunakan kontrak jangka panjang, sehingga harga gas berada di level yang lebih tinggi daripada harga pas di luar negeri saat itu.

Namun, Kalla mewaspadai pergerakan harga minyak dunia pada tahun ini. “Tapi nanti kalau harga minyak naik, harga LNG juga naik, sedangkan kita harga fixed ini tidak naik. Jadi luar negeri bisa mahal. Jadi ini tergantung, antara murah atau tidak murah ini tergantung keadaan," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper