Bisnis.com, JAKARTA – Kerjasama Operasi Perum Perumnas dan PT Bakrie Pangripta Loka merilis rencana pengembangan kawasan niaga di Jakarta Timur. Perusahaan akan membagi menjadi dua tahapan pengembangan usai rampungnya proyek apartemen Sentra Timur Residence.
President Director PT Bakrie Pangripta Loka sekaligus Dewan Eksekutif KSO Perumnas – Bakrie Dicky Setiawan mengatakan pada tahap pertama akan dikembangkan lahan seluas 4 hektare dan kedua seluas 5 hektare. Lahan milik Perumnas tersebut berada di sekitar kantor Walikota Jakarta Timur.
“Kami masih akan berkontribusi dalam profesionalitas pembangunan gedung tinggi serta pendanaan. Saat ini rencana besarnya sudah rampung tetapi nilai investasi masih kami hitung,” katanya usai seremoni pemancangan tiang perdana Sapphire Tower di Sentra Timur Residence, Kamis (26/1/2017).
Dicky menuturkan 28 Januari ini Pemerintah Daerah Jakarta juga akan meresmikan Terminal terbesar di Asia Tenggara yaitu Sentra Timur Pulogebang sehingga akan terjadi peningkatan kegiatan ekonomi di sini. Untuk itu, dibutuhkan sejumlah properti komersial yang mengakomodir kegiatan tersebut.
Dicky menilai pengembangan Sentra Primer Baru Timur (SPBT) memang sangat lambat jika dibandingkan dengan kawasan Barat. Padahal, SPBT didukung dengan regulasi berupa Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta Nomor 1629/1986 tentang Penguasaan Perencanaan untuk Pelaksanaan Pembangunan Kawasan.
SPBT memungkinkan pengembangan area seluas 96 hektare di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Saat ini Perum Perumnas menjadi mayoritas pemilik lahan dengan luasan 44 hektare. Sisanya 52 hektare dimiliki oleh warga setempat dan pengembang lain.
Menurut Dicky, apartemen Sentra Timur Residence berhasil menjadi pendorong pemda setempat untuk aktif memperbaiki infrastruktur kawasan Jakarta Timur.
“Proyek apartemen ini sudah berjalan sejak 2008, setelah ramai sekarang pemerintah mulai aktif memfasilitasi sarana transportasi dan infrastruktur salah satunya terminal Pulogebang. Jadi lambatnya pengembangan kawasan ini saya kira karena pihak pemerintah dan swasta saling menunggu,” ujar Dicky.
Namun, Dicky tak menampik potensi kawasan Jakarta Timur dalam waktu dekat ini. Menurutnya dengan perencanaan tata ruang vertikal dan harga hunian yang masih terjangkau dibanding Jakarta lainnya, kawasan ini akan tumbuh dengan permintaan dari konsumen akan hunian pertama.