Bisnis.com, DENPASAR - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 28 Januari 2017, tidak banyak masyarakat Bali yang berbelanja pernak-pernik tahun baru warga Tionghoa tersebut.
Andi Wijaya, pemilik salah satu toko aksesoris Imlek di kawasan jalan Dr. Sutomo, Denpasar, mengaku penjualannya tahun ini menurun hampir 50% dibandingkan dengan Imlek tahun lalu.
“Tahun ini tidak terlalu ramai, tidak banyak masyarakat yang berbelanja karena dampak dari perlambatan ekonomi. Selain itu, kebanyakan hotel, restoran, bank-bank, maupun perusahaan lainnya masih menyimpan barang-barang tahun lalu yang masih bisa digunakan sehingga hanya menambah sedikit aksesoris saja,” jelasnya saat ditemui di Denpasar, Rabu (25/1/2017).
Dia menjelaskan, dua minggu sebelum Imlek lalu beberapa masyarakat datang untuk berbelanja perlengkapan upacara serta hiasan perayaan Imlek.
“Pernak-pernik Imlek yang banyak dicari orang di antaranya seperti gantungan, kantong angpao, manisan, dan kue keranjang. Kami harap mendekati Imlek nanti akan banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan mereka untuk merayakan Imlek,” ujarnya.
Sementara itu, Andrian Kholil, pengrajin lampion di kawasan jalan Mertanadi, Kerobokan, mengaku kebanjiran pesanan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.
“Omzet kami meningkat hingga 30% dengan banyaknya pesanan lampion menjelang perayaan Imlek nanti mulai dari perorangan maupun dari hotel. Selain membentuk lampion berbentuk bulat dan kapsul, kami juga membuat lampion dengan ornamen batik,” jelasnya saat ditemui media.