Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTT Siap Jadi Sentra Produksi Jagung

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bertekad menjadi sentra produksi jagung nasipnal. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan luas tanam jagung tahun lalu yang mencapai 24% dari total luas lahan jagung nasional.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bertekad menjadi sentra produksi jagung nasipnal. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan luas tanam jagung tahun lalu yang mencapai 24% dari total luas lahan jagung nasional.

Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Kementerian Pertanian Ani Andayani menyampaikan Kementan mendukung tekad dari Pemda NTT tersebut. dia mencapat per Desember 2016, luas tanam jagung di NTT mencapai 180.824 ha, terbesar di antara provinsi lainnya.

"Di bulan januari 2017 ini sampai dengan 21 Januari ini luas tanam jagung di NTT masih cukup luas yaitu sebesar 43.940 hektar. Lebih tinggi dari NTB yaitu sebesar 28.679 hektar," ujar Ani melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis,Minggu (22/1) malam.

Ani menegaskan sejalan dengan itu pula, jagung komposit ataupun hibrida yang khusus ditujukan untuk bahan baku makanan ternak telah ada kesiapan, dimana hasil panennya telah ber-MOU dengan industri pakan ternak dan beberapa pengusaha ternak di NTT.

"Mereka sudah berkomitmen akan menampung hasil jagung petani sebagai bahan baku makanan ternak," tambahnya.

Sementara, Kepala Dnas Pertanian Provinsi NTT, Johannes Tay Ruba mengungkapkan, mayoritas warga menanam jagung ketika musim penghujan tiba. Dengan puncak musim tanam terjadi pada Desember.

Tay Ruba menjelaskan, jagung lokal NTT yang dikenal dengan jagung pulut punya kekhasan tersendiri. Rasanya kenyal, sedikit manis tetapi mengenyangkan. 

"Mungkin gelatin atau kandungan nutrisi tertentu yang membuatnya banyak disukai masyarakat. Walaupun sekarang banyak warga yang mulai mengkonsumsi beras, mereka tidak meninggalkan makan jagung," jelasnya. 

"Bahkan ada di Kabupaten  Sikka, masyarakat masih mananam jagung di pekarangannya sendiri untuk mencampurnya dengan beras sebagai makanan pokok dengan perbandingan 70:30,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper