Bisnis.com, BOGOR — PT Metropolitan Land Tbk. atau Metland melalui anak usahanya PT Kembang Griya Cahaya telah melaksanakan pemancangan tiang perdana atau groundbreaking pembangunan Apartemen Kaliana di kawasan komersial Metland Transyogi, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Grounbreaking dilakukan pada Senin (16/1/2017) oleh jajaran direksi Metland beserta pemda setempat. Vice President Metland Anhar Sudradjat mengatakan, proyek yang mulai dibangun ini adalah menara pertama, dari target empat menara yang akan dibangun dengan total pasokan sekitar 2.000 unit apartemen.
Menara pertama diberi nama Menara Aster dan mencakup 532 unit apartemen di atas lahan 3.168 meter persegi (m2). Proyek ini merupaka bagian dari pengembangan Metland Urban City seluas 17 hektar yang disiapkan Metland untuk mendukung pengembangan Metland Transyogi sebagai kota mandiri dan pusat bisnis di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Adapun, Metland Transyogi sendiri merupakan kawasan kota mandiri dengan rencana pengembangan seluas 124 hektar dan kini telah memiliki beragam fasilitas, antara lain Giant Supermarket, Rumah Sakit Hermina, sarana pendidikan dari TK hingga SMU, serta prasarana olah raga.
Anhar mengatakan, Metland Urban City akan dikembangkan sebagai kawasan mix used. Pada Mei 2016 lalu telah beroperasi Metropolitan Mall Cileungsi yang bersebelahan dengan lokasi pembangunan Apartemen Kaliana. Nantinya, akan dibangun juga hotel, perkantoran, dan beragam proyek komersial lainnya.
“Ini sangat prospektif karena di lokasi sekitarnya dari Narogong sampai Gunung Putri banyak industri yang pekerja ekspatriatnya butuh hunian dan fasilitas pelengkap. Kemacetan di jalur akses ke sini menunjukkan bahwa ekonomi di sini bergerak, masyarakat tumbuh, sehingga sangat prospektif,” katanya dalam sambutan acara groundbreaking, Senin (16/1/2017).
Apartemen ini dijadwalkan rampung di kuartal akhir 2019 setelah jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 ruas Jagorawi-Cibitung beroperasi di 2018. Lokasinya yang dekat dengan akses tol ini menambah nilai jualnya.
President Director Metland Thomas J Angfendy mengatakan, proyek ini dilengkapi dengan tujuh unit WOHO, atau work office home office seluas 130 m2 hingga 150 m2 per unit. Konsep ini sedikit berbeda di small office home office atau SOHO, yakni memiliki pintu akses yang terpisah antara kantor dan hunian sehingga privasi lebih terjamin.
Investasi menara pertama mencapai Rp178 miliar dan dipasarkan sekitar 12,5 juta per meter persegi, meningkat sekitar 15%-20% dibandingkan penawaran perdana saat peluncuran pada April 2016 lalu. Sejauh ini, penjualannya telah menembus 40%-45%.
Thomas mengatakan, meskipun proyek ini merupakan apartemen pertama di kawasan tersebut, dirinya cukup optimis proyek ini akan terserap pasar. Pasalnya, unit hunian dengan harga antrara Rp250 juta hingga Rp400 juta per unit dengan fasilitas yang lengkap sudah tidak ada lagi di kawasan sekitarnya. Rumah tapak di lokasi yang cukup baik di Cileungsi sudah dihargai minimal Rp600 juta.
General Manager Kaliana Apartment Widyastomo mengatakan, saat ini telah terjadi pergeseran dari kelas pekerja ekspatriat yang bekerja di kawasan industri di sekitar Cileungsi. Bila dulunya umumnya dari posisi supervisor ke atas, kini berganti menjadi supervisor ke bawah. Umumnya, ekspatriat ini tidak lagi membawa keluarganya sehingga kebutuhan huniannya menjadi lebih kecil.
“Mereka butuh hunian yang compact, praktis, dekat dengan tempat kerja dan hiburan. Kebetulan, kami tidak lagi hanya memberi janji, tetapi mal kami sudah selesai dibangun sebagai fasilitas,” katanya.
Widyastomo mengatakan, pasar ekspatriat ini sangat potensial sebagai penyewa. Sebagai perbandingan, tuturnya, Hotel Ciputra yang berlokasi di dekat proyek tersebut memiliki tingkat okupansi mencapai 80% dan umumnya diisi oleh penyewa jangka panjang.
“Kami hitung, yield-nya dapat mencapai 10% hingga 11%, sementara sudah ada perusahaan yang booking untuk karyawannya. Budjet mereka untuk hunian mencapai sekitar 450 dollar, itu sudah lebih tinggi dari potensi yield yang 11% itu,” katanya.