Bisnis.com, JAKARTA — Head of Corporate Communication & Public Affairs JD.ID Teddy Arifianto menilai perlu segera ditetapkan model bisnis yang akan digunakan untuk memfasilitasi para pelaku usaha kecil dan menengah, khususnya sektor pertanian dan perkebunan, dalam perdagangan elektronik.
“Model bisnisnya harus jelas dulu seperti apa karena produk pertanian dan perkebunan itu perlu perlakuan yang berbeda. Misalnya buah-buahan kan ada masa segarnya, jadi harus ditentukan dulu seperti apa tata kelola niaganya dari pelaku e-commerce dan UKM,” jelasTeddy saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (15/1).
Teddy menambahkan perlu adanya benchmarking ke negara-negara yang sistem perdagangan elektroniknya sudah lebih maju seperti Korea Selatan. Pasalnya, menurut dia banyak warga di sana yang memanfaatkan e-commerce untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti hasil produksi pertanian.
Lebih lanjut, Teddy menambahkan, saat ini masyarakat masih menggemari berbelanja produk pertanian, seperti sayuran, di toko fisik. Menurutnya, hal itu masih menjadi kebudayaan masyarakat di Tanah Air yang menjadikan belanja sebagai sarana rekreasi.
Tren pelibatan usaha kecil dalam sistem perdagangan elektronik menengah semakin mengemuka. Akhir pekan kemarin, raksasa e-commerce asal China, Alibaba, telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membicarakan pemasaran hasil industri kecil AS melalui platform tersebut.
Seperti dilansir dari laman Bloomberg, pekan kemarin, Executive Chairman Alibaba Jack Ma mengatakan siap memasarkan produk pertanian dan industri pakaian AS kepada konsumen di China. Ma dan Trump optimis rencana tersebut dapat mengunguntungkan kedua belah pihak.
Dalam pertemuan yang dilakukan di Trump Tower, New York, Trump menyambut baik usulan Ma tersebut dengan memberikan pernyataan bahwa dia akan melakukan banyak kerja sama dengan pihak Alibaba.