Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Klaim Impor Jagung Turun 66%, Hemat Rp10 Triliun

Menteri Pertanian mengklaim Pemerintah menyelamatkan devisa Rp10 triliun setelah menekan impor jagung sebanyak 66% dalam dua tahun.
Petani jagung./Antara
Petani jagung./Antara

Bisnis.com, KENDARI - Menteri Pertanian mengklaim pemerintah menyelamatkan devisa Rp10 triliun setelah menekan impor jagung sebanyak 66% dalam dua tahun.

Produksi jagung 2016 mencapai 23,16 juta ton, naik sekitar empat juta ton dari 2015 yang mencapai 9,19,83 juta ton.

"Impor sudah turun 66% menjadi 900.000 ton. Sebelumnya Indonesia masih mengimpor 3,6 juta ton jagung," ujar Mentan Andi Amran Sulaiman dalam pidatonya saat membuka Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 dengan tema Upaya Khusus Padi, Jagung, Kedelai, dan Sapi Wajib Bunting Untuk Mewujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (13/1/2017).

Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen Agus Surya Bakti dan Gubernur Sultra Nur Alam, Mentan mengatakan sukses itu bagian dari sejumlah capaian pembangunan pertanian dalam dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Pada periode Januari-Mei 2016, impor jagung tercatat sebesar 700.000 ton. Sementara di periode yang sama tahun lalu, impor jagung tercatat sebesar 1,4 juta ton, terbanyak untuk perusahaan pakan ternak.

"Mudah-mudahan, tahun ini kita bisa swasembada jagung. Beras, dalam 32 tahun terakhir, kita sudah lebih dulu mencapai swasembada," tuturnya.

Mentan mengatakan saat ini petani akan untung jika berbudidaya jagung karena harga sudah ditetapkan Pemerintah Rp 3.150 per kilogram.

"Perum Bulog siap untuk membeli jagung dari para petani," tuturnya.

Sebelumnya Menta menjelaskan, saat ini rata-rata harga jagung di tingkat petani yang diserap perusahaan pakan ternak dihargai paling rendah Rp 3.150/kg.

Sejauh ini, pemerintah terus menggenjot naik anggaran jagung hingga 10 kali lipat, yakni pada 2014 anggaran jagung hanya Rp100 miliar, kemudian 2015 ditingkatkan menjadi Rp1,2 triliun dan pada 2016 ditingkatkan lagi
menjadi Rp2,1 triliun.

Sebelumnya, GPMT mengungkapkan kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan ternak pada tahun 2017 diprediksi 8,5 juta ton, naik tipis dari kebutuhan tahun 2015 sebanyak 8 juta ton.

Sekjen Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Askam Sudin menyampaikan kebutuhan jagung 8,5 juta ton tersebut merujuk pada produksi pakan tahun 2017 yang diprediksi 17 juta ton.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper