Bisnis.com, JAKARTA - Hingga akhir 2016, pemerintah hanya sanggup membangun 725 kapal perikanan bantuan dari target 1.719 unit senilai Rp900 miliar.
Pelaksana Tugas Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Zulficar Mochtar mengakui pengadaan kapal menghadapi banyak kendala, seperti proses lelang e-katalog yang ketat, kesulitan modal yang dihadapi galangan kapal, dan waktu pengumuman dengan pembangunan kapal yang mepet.
Selain itu, cuaca buruk juga menghambat pengadaan. Banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat, sempat membuat satu galangan kapal di sana tidak dapat melanjutkan proyek.
Stok fiber sebagai bahan baku badan kapal juga tidak merata di setiap daerah. Pengerjaan pun menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja.
"Sayang sekali setelah proses yang ketat karena tahun ini melalui e-katalog, yang terbangun tahun ini hanya 725 kapal. Tidak mencapai target, tapi kalau kita lihat sejarah kita membangun kapal, ini jumlah yang luar biasa. Kita bisa membangun dalam jumlah besar dalam waktu singkat," ujar Zulficar pada Kamis (5/1/2017).
Dia menjelaskan dari target pengadaan 1.719 kapal, yang sudah menjalin kontrak dan terbeli hanya 1.322 unit untuk 170 koperasi penerima tervalidasi. Adapun yang terbangun hanya 725 kapal oleh 60 galangan kapal.