Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HERCULES TNI AU JATUH, Wapres: Pesawat Seperti Itu Bisa Tahan 50 Tahun

Pesawat hibah, seperti halnya Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Wamena, sebenarnya bisa tahan sampai 50 tahun.
Hercules C-130/Wikipedia
Hercules C-130/Wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat hibah, seperti halnya Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Wamena, sebenarnya bisa tahan sampai 50 tahun.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait umur alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dihibahkan oleh negara lain ke Indonesia.

"Pesawat seperti itu bisa tahan 50 tahun, tapi semua sudah diganti, mesinnya, peralatannya diganti," kata Wapres di Jakarta, Senin (19/12/2016).

Wapres menyatakan hal tersebut menanggapi jatuhnya pesawat C-130 Hercules HS asal Australia yang jatuh di Wamena, Papua pada Minggu (18/12).

Wapres mengatakan saat ini penyebab jatuhnya pesawat tersebut tengah diteliti, apakah terkait manusianya atau pesawat, juga terkait faktor cuaca.

"Kita tidak tahu apakah ini minim perawatan, tunggu saja hasilnya," tambah Wapres.

Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja, mengatakan pesawat C-130 Hercules HS asal Australia yang jatuh di Wamena, Papua masih layak terbang.

"Secara kelaikan pesawat ini layak terbang, sisa jam terbang 9.000 jam terbang, semua kondisi layak terbang," ujar Wakasau saat jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu.

Pesawat Hercules itu terbang dalam misi latihan, yakni dalam rangka peningkatan kemampuan penerbang.

Pesawat bernomor A-1334 yang dipiloti oleh Mayor Pnb Marlon A Kawer diawaki 12 orang dan satu orang penumpang.

Pesawat berangkat dari Timika pukul 05.35 WIT dan dijadwalkan mendarat di Wamena pukul 06.13 WIT. Namun pukul 06.09 WIT, pesawat mengalami lost contact.

Adapun nama-nama kru pesawat Hercules itu yakni Kapten J. Hotian F. Saragih (Penerbangan BR), Lettu Hanggo Fitradhi (Penerbangan II), Lettu Fajar Prayogo (Navigator I), Peltu Lukman Hakim (Juru radio udara).

Peltu Suyata (Juru mesin udara I), Peltu Khusen (Juru mesin udara II), Serma Khodori (Juru mesin udara II), Peltu Agung (Load master II), Serma Fatoni ( Load master I), Serda Suyanto (Extra Crew), dan Peltu Agung Tri (Load master I).

"Sementara satu penumpang terusan dari Abdurrahman Saleh bernama Kapt Rino dari Satuan Radar 242 Tanjung Warari, Biak juga menjadi korban," kata Wakasau.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper