Bisnis.com, BENGKULU - Akibat cuaca buruk, aktivitas nelayan mengalami gangguan.
Ratusan nelayan di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu, menunda kegiatan melaut akibat cuaca buruk yang melanda perairan Samudera Hindia Bengkulu.
"Sudah tiga hari terakhir kami tidak melaut karena cuaca buruk berupa gelombang tinggi di perairan Bengkulu," kata Ketua Kelompok Nelayan Pukat Irik, Budiarto di Bengkulu, Rabu (14/12/2016).
Ia mengatakan ada tiga kelompok nelayan di Kelurahan Malabero dengan estimasi jumlah anggota 60 orang per kelompok.
Para nelayan tersebut tidak bisa melaut akibat gelombang perairan wilayah itu mencapai tiga hingga empat meter.
"Kalau dipaksakan melaut bisa membahayakan nyawa nelayan," ujarnya.
Sembari menunggu cuaca membaik, para nelayan memilih memperbaiki alat tangkap jaring dan kapal yang mengalami kerusakan.
Sebagian besar nelayan tersebut, tambah dia, tidak memiliki pekerjaan sampingan sehingga mereka kesulitan mendapatkan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Kondisi cuaca buruk membuat pasokan ikan ke pedagang pengumpul juga berkurang sehingga harga ikan laut naik hingga Rp10 ribu per kilogram.
"Biasanya dapat ikan dari nelayan sebanyak 100 kilogram per hari, tapi sekarang hanya 50 kilogram," kata Buski, pedagang pengumpul ikan di Pasar Baru Koto.
Harga ikan bawal putih dijual Rp170 ribu per kilogram, ikan tenggiri Rp80 ribu per kilogram dan udang dijual Rp200 ribu per kilogram.
Ridwan, salah seorang pengusaha ikan tenggiri giling juga mengakui kelangkaan ikan akibat cuaca buruk yang melanda perairan Bengkulu dalam sepekan terakhir.
"Biasanya beli tenggiri untuk digiling Rp50 ribu per kilogram, tapi hari ini kami beli dari nelayan Rp60 ribu per kilogram," kata Ridwan.