Bisnis.com, SEMARANG - Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah berharap suhu politik nasional lebih stabil sehingga masyarakat merasa lebih aman ketika akan melakukan aktivitas ekonomi.
"Dengan suhu politik yang enak, perekonomian kita akan bergerak lebih leluasa," kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Humas, Promosi, dan Publikasi Dibya K. Hidayat di Semarang, Jumat (9/12/2016).
Menurutnya, kondisi tersebut belum terlihat pada tahun ini. Pihaknya bahkan menilai pada 2016 tidak seperti yang diharapkan oleh para pengusaha.
"Banyak halangan yang dihadapi oleh teman-teman pengembang dalam melakukan proses penjualan properti, salah satunya disebabkan oleh suhu politik yang kurang stabil," katanya.
Kondisi tersebut berdampak pada banyaknya masyarakat yang menunda melakukan aktivitas ekonomi terutama kaitannya dengan investasi.
Meski demikian, untuk alasan pastinya, pihaknya akan melakukan evaluasi pada akhir 2016. Dengan begitu, kekurangan yang terjadi di tahun ini dapat dibenahi di tahun depan.
Langkah evaluasi ini juga berlaku untuk pembangunan rumah sederhana melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Apalagi, saat ini pengembangan rumah FLPP sedang digalakkan oleh pemerintah bekerja sama dengan pengembang.
"Khusus untuk rumah sederhana diberikan perhatian khusus oleh pemerintah pusat. Harapannya greget pemerintah pusat ini bisa sampai ke daerah, jadi bukan hanya peraturannya tetapi semangatnya juga sampai ke daerah," katanya.
Untuk diketahui, realisasi penjualan rumah pada pelaksanaan pameran REI Ekspo yang dilaksanakan selama 10 kali sepanjang tahun ini tidak memenuhi target. Pada target awal, transaksi penjualan pada setiap kali pameran bisa mencapai 70 unit. Artinya, dalam tahun ini dapat terjual 700 unit rumah khusus saat pameran.
Meski demikian, REI mencatat dari bulan Januari-November 2016, penjualan rumah di Jawa Tengah baru terealisasi sebanyak 461 unit.