Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Izin Usaha Pertambangan: Asiamet Tunggu Peningkatan Status 2 IUP

Proses peningkatan status dua Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik perusahaan emas dan tembaga Asiamet Resources Limited (ARS) yang berada di proyek Beutong dan Jelai, menjadi operasi produksi kini sudah memasuki tahap akhir.
Karyawan Asiamet Resources Limited. /Asiamet
Karyawan Asiamet Resources Limited. /Asiamet

Bisnis.com, JAKARTA - Proses peningkatan status dua Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik perusahaan emas dan tembaga Asiamet Resources Limited (ARS) yang berada di proyek Beutong dan Jelai, menjadi operasi produksi kini sudah memasuki tahap akhir.

Chief Executive Officer (CEO) ARS Tony Manini mengatakan penigkatan status dari IUP Eksplorasi menjadi IUP Operasi Produksi yang sempat tertunda tidak lama lagi akan terealisasi.

"Finalisasi produksi IUP di Beutong sudah diproses secara internal oleh pemerintah. Pembahasan mengenai IUP di Jelai terus dilanjutkan melalui berbagai tahap," katanya melalui keterangan resmi, Rabu (30/11/2016).

Dia berharap kepastian IUP Operasi Produksi bisa segera diperoleh sehingga mampu mengamankan kepastian operasi selama 20 tahun yang dapat diperpanjangan 2x10 tahun. Dia pun mengaku seluruh persyaratan yang dibutuhkan telah disampaikan kepada pemerintah.

Peningkatan status PT Emas Murni Mineral (EMM) yang beroperasi di Beutong, Nanggroe Aceh Darussalam, memang telah tertunda beberapa kali. Alasannya, sempat terjadi beberapa perubahan regulasi dari pemerintah Indonesia.

Adapun kegiatan esplorasi di Beutong berakhir pada 15 Juni 2016. Perusahaan telah mengajukan masa suspensi tambahan selama satu tahun sambil menunggu kepastian terkait statusnya tersebut.

"Setelah mendapatkan IUP Operasi Produksi, perseroan akan kebali mengaktifkan kegiatannya dan mengembangkan proyek," tuturnya.

Saat ini, ARS menjadi pemegang 40% saham tidak langsung di EMM. Namun, ARS siap meningkatkan kepemilikannya hingga 80%.

Sama seperti EMM, PT Jelai Cahaya Minerals (JCM) yang beroperasi di proyek Jelai, Kalimantan Tengah, pun sedang menunggu kepastian peningkatan status IUP-nya dari eksplorasi menjadi operasi produksi.

Adapun IUP JCM yang dimiliki 100% secara tidak langsung oleh ARS terebut akan berakhir pada 24 Juni 2016. JCM pun mengajukan masa suspensi selama satu tahun untuk menunggu kepastian tersebut karena masa eksplorasinya telah habis pertengahan tahun ini.

Kendati memiliki potensi sumber daya yang tinggi, proyek Jelai bukan menjadi prioritas ARS. Berbagai opsi seperti mencari mitra dan melakukan divetasi pun tengah dikaji.

Selain memiliki dua IUP, ARS juga menjadi pemilik satu Kontrak Karya (KK), yakni PT Kalimantan Surya Kencana di Kalimantan Tengah.

Perusahaan KK Generasi VI tersebut akan melanjutkan proses studi kelayakan (feasibility study) dan eksplorasi di area utama proyek tersebut, yakni Beruang Kanan Main/BKM. Diharapkan kegiatan tersebut akan meningkatkan potensi umur tambang yang telah diperoleh sebelumnya.

Selain BKM, kegiatan eksplorasi juga akan diperluas ke area sekitarnya, yakni Beruang Kanan South (BKS), Beruang Kanan West (BKW), dan BKZ Polymetallic (BKZ). Namun, hal tersebut akan sangat tergantung kondisi pasar komoditas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper