Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha mengatakan bahwa dipilihnya Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar sebagai wakil komisaris utama (wakomut) PT Pertamina (Persero) akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan pelat merah itu.
Menurutnya, selain memberikan nilai tambah dan tidak ada undang-undang yang dilanggar, posisi baru Arcandra di Pertamina sudah sesuai dengan bidang yang dikuasai pemilik sejumlah hak paten tersebut.
“Keberadaan Arcandra bisa lebih mewarnai Pertamina. Tidak ada masalah. Dia layak menjadi wakomut Pertamina. Lagi pula Kementerian ESDM merupakan kementerian teknis yang mengawasi kinerja Pertamina,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (29/11/2016).
Sebelumnya Satya Yudha termasuk anggota parlemen yang kukuh menolak rencana akuisisi anak usaha Pertamina, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), oleh PT PLN (Persero). Dia berpendapat rencana akuisisi PGE oleh PLN adalah kebijakan yang kurang tepat.
“Bisnis inti dari PLN itu adalah untuk melistriki rakyat, bagaimana untuk membuat listrik itu terus menyala. Itu harusnya menjadi utama. Jangan ambisius untuk mengakuisisi bisnis di bidang upstream,” ujarnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sebelumnya menunjuk Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina. Arcandra menggantikan Edwin Hidayat Abdullah yang ‘turun posisi’ menjadi komisaris.
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina itu dituangkan dalam salinan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-254/MBU/11/2016 tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris serta penetapan Komisaris Independen Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina. Surat keputusan tersebut resmi diserahkan pemerintah kepada Pertamina pada Senin (14/11/2016).