Bisnis.com, SURABAYA – Pengusaha mebel di Jawa Timur mengakui produksi mebel dari rotan kini mengalami kemerosotan akibat ketidakpastian kebijakan pemerintah terhadap bahan baku rotan.
Ketua Himpunan Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Jawa Timur, Nur Cahyudi menjelaskan saat ada pembatasan ekspor rotan ke luar negeri, produksi kerajinan rotan di Jatim meningkat dengan rata-rata produksi 70.000 ton/bulan.
Setelah itu, pemerintah membuka kembali keran ekspor bahan baku rotan sehingga mengakibatkan industri kekurangan bahan baku dan produksi pun merosot dan kini rerata hanya mampu berproduksi 70.000 ton/bulan.
“Keran ekspor yang dibuka tutup ini sangat membingungkan pengusaha, lalu akhirnya pengusaha beralih ke mebel kayu karena ada kepastian bahan baku,” katanya, Minggu (27/11/2016).
Indonesia, kata Nur Cahyudi, merupakan negara penghasil rotan terbesar, bahkan sekitar 80% rotan di dunia dipasok oleh Indonesia, terutama dari wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Kebanyakan ekspor rotan mentah ini diekspor ke China, Malaysia dan Filipina.
“Peminat mebel dari rotan kebanyakan memang negara-negara di Amerika, Eropa serta Jepang,” imbuhnya.