Bisnis.com, PALU - Bandar Udara Maleo di Morowali, Sulawesi Tengah, akan diresmikan pada 5 Desember 2016 dan diharapkan dapat menjadi salah satu pintu masuk utama wisatawan ke provinsi tersebut.
Bupati Morowali Anwar Hafid mengatakan bandara itu telah dijadwalkan untuk diresmikan pada 5 Desember 2016, sebagai salah satu rangkaian peringatan HUT ke-17 Kabupaten Morowali yang jatuh pada hari tersebut.
"Peresmian Bandar Udara Maleo di Desa Umbele, Bungku Tengah, akan dikaitkan dengan ulang tahun Kabupaten Morowali," katanya.
Keberadaan Bandara Maleo, menurut dia, akan mempermudah dan mempercepat akses transportasi ke Morowali yang letaknya cukup jauh dari bandara yang besar seperti Kota Palu atau Kota Kendari.
Untuk menuju Bungku, ibu kota Kabupaten Morowali, pengunjung harus menempuh perjalanan darat selama 12 jam (500-an km) dari Kota Palu atau 8 jam (300an km) dari Kendari, Sulawesi Tenggara.
Terbukanya Bandara Maleo, kata Anwar, akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan pembangunan daerah dan diyakini memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan nusatara.
Morowali memiliki objek wisata alam unggulan yakni Pulau Sombori di Kecamatan Bungku Selatan yang mirip dengan objek wisata bahari Raja Ampat di Papua.
Namun kunjungan wisatawan masih belum maksimal karena akses transportasi yang masih sulit dimana wisatawna harus menempuh perjalanan darat yang cukup jauh dan melelahkan.
Terkait peringatan HUT ke-17 Kabupaten Morowali tersebut, pemkab setempat akan memasang bendera merah putih sepanjang 17 kilometer di sepanjang gugusan Pulau Sombori dan akan diliput oleh media nasional.