Salah satu jualan kampanye Trump yang paling banyak diminati adalah pemotongan pajak. Rakyat Amerika sudah barang tentu akan menagihnya setelah Trump bekerja di Gedung Putih. Bagaimana wajah perekonomian Amerika jika program tersebut benar-benar dijalankan? Mengerikan...itulah komentar beberapa pengamat.
Trump akan dihadapkan dengan berbagai persoalan sosial yang berasal dari kebijakan-kebijakannya di bidang ekonomi. Pemotongan pajak akan mengakibatkan hutang Amerika bertambah18.3 triliun US Dollar. Jika janji pembangunan infrastruktur benar2 akan dijalankan, bisa dibayangkan besarnya beban pembiayaan selama 4 tahun kedepan.
Sudah menjadi tradisi di Amerika, pergantian Presiden akan mengakibatakan pergeseran pejabat-pejabat negara dari partai yang kalah. Tercatat lebih dari 4000 pejabat negara yang penempatannya berdasarkan politik (political appointee) akan tergeser dari posisinya saat ini. Dan itu dari mulai dari anggota cabinet, deputy cabinet, under secretary, deputy under secretary, assistant deputy secretary sampai dengan sejumlah duta besar di beberapa negara sahabat. Trump memang berjanji akan menciptakan banyak lapangan kerja, dan itu menurut para pengamat diperkirakan sebagian berasal dari pekerjaan yang saat ini diisi oleh penduduk imigran ilegal dari Meksiko. Mengusir para imigran yang sdh puluhan tahun bermukim dan berasimilasi bukanlah pekerjaan mudah, pasti akan timbul permasalahan-permasalah sosial.
Ada satu lagi nih... Janji Trump untuk mengenakan pajak 40% terhadap produk dari China. Kebijakan ini, jika benar-benar dilaksanakan, akan mengakibatkan barang-barang buatan Negara Tirai Bambu tersebut menjadi mahal. Pasti akan timbul masalah karena aksi proteksi tersebut akan berhadapan dengan kebutuhan rakyat Amerika yg semakin meningkat terhadap barang-barang murah yang selama ini hanya bisa diproduksi oleh China.
Bagaimana Trump akan mengatasi semua potensi masalah tersebut? Kita nantikan bersama....
*Tantowi Yahya: Anggota Komisi I DPR dari Partai Golkar
Baca juga:
Catatan Perjalanan Tantowi Yahya (1): Pasca Kemenangan Trump, Pendukung Hillary Sulit Move On
Catatan Perjalanan Tantowi Yahya (2): Menebak Hubungan Indonesia-Amerika di Era Trump