Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI MESIN: Masih Lesu, Pertumbuhan Dipatok Maksimal 5%

Industri permesinan Tanah Air masih lesu akibat perekonomian yang belum membaik. Dengan kondisi seperti ini, pelaku usaha menargetkan pertumbuhan dipatok maksimal 5%.
/ilustrasi
/ilustrasi

Bisnis.com JAKARTA – Industri permesinan Tanah Air masih lesu akibat perekonomian yang belum membaik. Dengan kondisi seperti ini, pelaku usaha menargetkan pertumbuhan dipatok maksimal 5%.

Ketua Asosiasi Mesin Perkakas Indonesia (Asimpi) Rudy Andriyana menilai masih kurang kompetitifnya harga dan kualitas produk dalam negeri menjadi tantangan bagi semua industri mesin dalam negeri. Dia berharap ada sinergi antara swasta dengan pemerintah untuk pendanaan permesinan, terutama pada sektor industri prioritas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produk golongan mesin dan peralatan listrik tercatat menjadi komoditas terbesar nilai impornya, yaitu mencapai US$12,3 miliar pada Januari-Oktober 2016.  Impor tercatat turun sekitar 2,9% dibanding Januari – Oktober 2015.   

Adapun pertumbuhan produksi mesin pada kuartal III/2016 hanya naik 0,79% pada periode yang sama tahun lalu. “Sekarang bisnis sedang turun semua. Kami bisa mengikuti pertumbuhan ekonomi atau tumbuh 5% saja sudah bagus,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (21/11/2016).

Industri otomotif menjadi konsumen terbesar bagi industri permesinan, contohnya pabrik Toyota yang banyak membeli mesin.

Senior Sales Manager PT Mitsubishi Electric Indonesia Ivan Chandra mengatakan kendati masih melambatnya ekonomi global, perusahaan masih mampu mencatatkan naiknya penjualan hingga 50% tiap tahunnya.

“Target kami penjualan tumbuh dobel di atas Rp100 miliar dari tahun ini yang Rp75 miliar,” ujarnya usai konferensi pers Manufacturing Indonesia 2016, Senin (21/11).

Saat ini pabrik factory automationMitsubishi Electric memang belum berdiri di Indonesia karena masih terhitung baru, yaitu berdiri pada 2013. Perusahaan hingga saat ini masih mengimpor dari pabriknya di Jepang dan China.

“Pangsa pasar Mitsubishi di Jepang menjadi yang terbesar, yaitu 50%-60%. Kalau kami di Indonesia masih baru. Tapi kami tumbuh  empat kali lipat dibanding pada 2013,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper