Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maskapai Berjadwal Diminta Buka Layanan di Bandara Depati Parbo

Kementerian Perhubungan meminta maskapai niaga berjadwal untuk membuka layanan penerbangan dari Bandara Sultan Thaha Jambi menuju Bandara Depati Parbo Kerinci Jambi mulai 2017.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perhubungan meminta maskapai niaga berjadwal untuk membuka layanan penerbangan dari Bandara Sultan Thaha Jambi menuju Bandara Depati Parbo Kerinci Jambi mulai 2017.
 
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan wisata alam Jambi memiliki potensi untuk menarik kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional. Untuk itu, interkoneksi antara Sultan Thaha dan Depati Parbo akan dibenahi.
 
“Kami harap maskapai nasional seperti Garuda Indonesia dan Sriwijaya dapat menerbangi rute Sultan Thaha-Depati Parbo yang ditargetkan terlaksana pada tahun depan,” katanya dalam siaran pers, Senin (21/11).
 
Budi menuturkan Kemenhub juga akan melakukan sejumlah pengembangan terhadap fasilitas Depati Parbo agar potensi pariwisata di Kabupaten Kerinci yang berjarak sekitar 244 km dari pusat kota Jambi itu dapat berkembang.
 
Meski demikian, pria yang pernah menjadi Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu berharap pemerintah setempat untuk juga dapat mengembangkan fasilitas lainnya agar penerbangan berjadwal dapat terwujud.
 
“Saya juga sudah minta GM Bandara Sultan Thaha untuk membantu meningkatkan fasilitas, dan pelayanan di Sultan Thaha, terutama bagi penumpang yang menuju bandara Depati Parbo, dan Muara Bungo ketika menunggu di bandara,” tuturnya.
 
Sekadar informasi, Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub tengah melakukan pengembangan kapasitas bandara, a.l. dengan membangun terminal guna menambah kapasitas penumpang.
 
Saat ini, landas pacu (runway) Depati Parbo memiliki panjang 1.800x30 meter dengan tempat parkir pesawat (apron) seluas 56x42 meter. Dengan kata lain, bandara dapat didarati pesawat sekelas Foker 50 dan ATR 72 berkapasitas 70 penumpang.
 
Pada saat yang sama, penerbangan di Depati Parbo baru dilayani Susi Air dengan frekuensi terbang sebanyak tiga kali per pekan. Adapun, rute penerbangan yang dibuka hanya Jambi-Kerinci (pulang-pergi/PP).
 
Sementara itu, VP Corporate Communications PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Benny S. Butarbutar menuturkan dirinya belum ingin berkomentar banyak tentang permintaan membuka layanan penerbangan di Depati Parbo.
 
“Namun demikian, sebagai salah satu partner pemerintah, tentunya Garuda Indonesia akan berupaya untuk dapat ikut membantu program-program yang ingin dibangun pemerintah,” tuturnya.
 
Sekadar informasi, kapasitas kursi pesawat (available seat kilometres/ASK) Garuda Indonesia Group sepanjang sembilan bulan pertama ini mencapai 43,91 juta kursi, atau tumbuh 13,3% dari periode yang sama tahun lalu.
 
Sementara jumlah penumpang yang diangkut (revenue passenger kilometres/RPK) mencapai 32,23 juta kursi, naik 7,6%. Alhasil, tingkat keterisian kursi pesawat (load factor) Garuda Indonesia Group hanya mencapai 73,4% atau turun dari sebelumnya 77,3%.
 
Pada saat bersamaan, utilisasi pesawat juga tumbuh tipis, hanya sekitar 24 menit menjadi 9 jam 12 menit per hari, dari sebelumnya 8 jam 48 menit. Adapun, frekuensi terbang tumbuh 9,2% menjadi 204.182 penerbangan dari sebelumnya 186.052 penerbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper