Bisnis.com, JAKARTA—Yayasan DBS menghibahkan dana Sin$1juta kepada 12 bisnis sosial (SEs) di Asia sebagai bagian dari program Social Enterprise Grant 2016 salah satunya Mycotech dari Indonesia.
Penerima hibah dari Indonesia, Adi Reza Nugroho dari Mycotech mengatakan pihaknya menerima dana hibah prototipe bisnis sebesar Sin$50.000 atau hampir mencapai Rp500 juta. Dia menambahkan dengan dana tersebut dapat membuat proyek percontohan dengan menggunakan produk Mycotech.
“Sebagian dana akan kami gunakan untuk pengembangan komunitas tani agar mereka dapat mengolah limbah pertaniannya dan menjadi pemasok bahan untuk kami,” katanya dalam siaran pers, Kamis (17/11/2016).
Pada tahap awal bagi startup sepertinya memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melakukan pengembangan dan riset menuju pasar, tidak mudah untuk mendapatkan dukungan. Sedangkan untuk siap menjual produk pihaknya harus sudah memiliki skala produksi yang cukup besar.
“Sebelumnya jarang ada penerima dana hibah seperti ini yang berasal dari Indonesia serta durasi penjurian yang panjang dan ketat, kami merasa bangga dan hampir tidak percaya bahwa kami merupakan salah satu bisnis sosial yang menerima dana hibah dari DBS,” ujarnya.
Anggota Direksi Yayasan DBS Karen Ngui mengatakan Yayasan DBS merupakan yayasan pertama di Singapura yang mendedikasikan dukungannya untuk wirausaha sosial.
Yayasan DBS telah memberikan hibah Sin$50.000 hingga Sin$180.000 untuk bisnis sosial di Singapura, Hong Kong, China, India, Indonesia dan Taiwan, sebagai dukungan bagi mereka dalam mengembangkan inovasi-inovasi sosial di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan dan pelestarian lingkungan.
“Para pemenang di tahun kedua program hibah ini semakin memanfaatkan teknologi untuk mengatasi berbagai tantangan sosial,” bebernya pria yang juga menjabat sebagai Kepala Grup Strategi Pemasaran dan Komunikasi Bank DBS.
Hibah ini memungkinkan bisnis sosial untuk membawa prototipe bisnis mereka ke pasar, meningkatkan proses yang sedang berlangsung atau meningkatkan bisnis mereka sehingga dapat memberikan dampak sosial yang lebih besar.
Tahun ini, Yayasan DBS menerima berbagai pendaftar dari bisnis sosial yang sangat beragam dari seluruh Asia untuk program hibah tahunan ini. Kriteria seleksi meliputi identifikasi persoalan sosial yang diatasi, inovasi bisnis dan keberlangsungan model bisnis.
Bisnis sosial juga harus mampu mendemonstrasikan cara- cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis dan titik kulminasi dampak sosial,” katanya.
Bisnis sosial menghadapi banyak tantangan karena mereka berusaha untuk membangun dan mengembangkan bisnis mereka sekaligus memberikan dampak sosial.
Yayasan DBS mendukung para pelaku bisnis sosial di seluruh Asia di tiga bidang bisnis, yaitu membanguan kesadaran dan melakukan advokasi untuk bisnis sosial melalui berbagai aktivitas seperti DBS-NUS Social Venture Challenge Asia, bootcamps, lokakarya dan forum belajar.
Lalu, melakukan inkubasi dan mentoring bisnis sosial yang menjanjikan melalui berbagai program inkubasi, bimbingan keahlian dan mendukung pengembangan melalui pendanaan operasional.
Terakhir, mengembangkan bisnis sosial yang memiliki potensi besar melalui dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing, serta memberikan konsultasi dan pendanaan.