Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Oktober 2016, Ekspor Karet Sumut Turun 5,33%

Gapkindo Sumatra Utara mencatat, hingga Oktober 2016, realisasi ekspor karet masih terus menurun yakni 5,33% atau hanya 346.239 ton dari periode yang sama pada tahun lalu 365.715 ton.

Bisnis.com, MEDAN—Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara mencatat, hingga Oktober 2016, realisasi ekspor karet masih terus menurun yakni 5,33% atau hanya 346.239 ton dari periode yang sama pada tahun lalu 365.715 ton.

Sekretaris Gapkindo Sumut Edy Irwansyah mengatakan, penurunan volume eskpor tersebut terjadi akibat masih terdampak belum pulihnya perekonomian global, terutama permintaan dari negara-negara tujuan ekspor utama.

“Namun, pada akhir tahun ini kami melihat ada potensi peningkatan ekspor, karena umumnya negara konsumen membeli dalam volume lebih besar untuk stok,” jelas Edy, Rabu (17/11/2016).

Hal ini memang mulai terlihat sejak bulan lalu. Terjadi peningkatan volume ekspor bulanan pada Oktober 2016 yakni naik 1.175 ton menjadi 37.246 ton. Total tersebut juga menjadi volume ekspor bulanan tertinggi kedua setelah pada Februari 2016 yakni 38.138 ton.

Sementara itu, penyerapan karet di dalam negeri jumlahnya terus tumbuh. Hingga Oktober 2016, realisasi penjualan lokal karet Sumut mencapai 15.863 ton dibandingkan dengan per Oktober 2015 12.382 ton.

Terkait dengan harga, Edy menyebutkan, ada tren penguatan seiring dengan kelanjutan skema pembatasan ekspor tiga negara produsen yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand serta potensi peningkatan permintaan pada akhir tahun ini dan untuk awal tahun depan.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut Bismark Pardamean sebelumnya merinci, hingga akhir kuartal III/2016, nilai ekspor karet dan barang dari karet secara year on year menurun 18,85% atau hanya US$725,01 juta dari periode yang sama pada tahun lalu US$893,42 juta. Kendati demikian, kontribusi nilai ekspor karet tersebut masih menduduki peringkat kedua setelah lemak dan minyak hewan/nabati.

“Ekspor karet Sumut saat ini yang paling besar masih ke Amerika Serikat 2,87% dari total nilai ekspor. Disusul ke Jepang 2,22%, Tiongkok 1,02%, India 0,86% dan Brazil 0,57%. Dari kelima negara tujuan utama ini semuanya trennya terus menurun. Penurunan paling besar ke Jepang 21.04%, Tiongkok 12,86% dan Amerika Serikat 10,52%,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper