Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak lagi memakai paradigma Jakarta-sentris dalam rangka menurunkan beban biaya logistik nasional.
"Logistik akan membaik bila konsumsi merata dan tak JBJB (Jakarta Jabar-Jakarta Banten) sentris," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Hipmi Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, arus logistik akan berjalan seiring dengan tingkat konsumsi. Namun pada saat ini, sekitar 60% tingkat besaran konsumsi masih terkonsentrasi di Jakarta dan sekitar.
Dengan demikian, lanjutnya, hal tersebut juga perlu diratakan ke daerah-daerah lainnya.
Ketum Hipmi juga menyatakan prihatinnya atas melorotnya kinerja kelogistikan nasional berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) 2016 dari Bank Dunia yang menyebutkan posisi Indonesia melorot hingga 10 level, tepatnya ke peringkat 63 dari peringkat 53 pada tahun sebelumnya.
Bahlil mengingatkan di level ASEAN, Indonesia masih tertinggal dari negara seperti Singapura (5), Malaysia (32), dan Thailand (45).
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pola pembangunan pemerintah sekarang adalah industri sentris sehingga digencarkan berbagai program telekomunikasi untuk mendukungnya seperti Palapa Ring Project.
"Pola pembangunan pemerintah saat ini berubah dari Jakarta atau Jawa sentris menjadi industri sentris. Saat ini 514 kabupaten kota diseluruh Indonesia baru 400 kabupaten kota yang terhubung dengan 'broadband' atau internet kecepatan tinggi," kata Rudiantara.
PEMBANGUNAN: Hipmi Minta Pemerintah Jangan Pakai Konsep Jakarta-Sentris
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak lagi memakai paradigma Jakarta-sentris dalam rangka menurunkan beban biaya logistik nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium