Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Proteksionisme Trump, Darmin: Ucapannya Kontradiktif, Tak Usah Khawatir

Pemerintah mengaku belum khawatir terhadap retorika yang digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump mengenai isolasi dan proteksionisme perdagangan.
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump berbicara di hadapan pendukungnya, di Manhattan, New York, Rabu (9/11)./REUTERS-Carlo Allegri
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump berbicara di hadapan pendukungnya, di Manhattan, New York, Rabu (9/11)./REUTERS-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengaku belum khawatir terhadap retorika yang digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump mengenai isolasi dan proteksionisme perdagangan.

Dalam kampanye sebelumnya, Donald Trump yang menjadi Presiden ke-45 AS sering menyebut America First atau tidak lagi peduli dengan perdagangan dunia.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan ada dua hal yang perlu dicermati dalam memahami konteks perdagangan global.

Pertama, perdagangan global pada 2017 telah melewati masa kritis sehingga negara-negara di dunia lebih bersemangat dalam memacu perdagangan dunia. Selain itu, ujarnya, harga minyak bumi dan komoditas lainnya juga terpantau terus merangkak dibandingkan dengan posisi satu-dua tahun belakangan.

Merujuk data terkini World Trade Organization (WTO), pertumbuhan perdagangan dunia berada di jalur pemulihan setelah pada tahun depan diperkirakan mencapai 3,2%, atau naik dari estimasi tahun ini 2,9%. Namun, level pertumbuhan tersebut belum menyamai rata-rata pertumbuhan dunia yaitu 3,75%.

Kedua, Darmin menilai ada kontradiksi dalam kampanye Trump. “Dia bilang proteksionisme, tapi pada saat yang sama mau bilang Amerika menghebat lagi di dunia. Nah bagi saya itu tidak sejalan. Kalau proteksionis, ya tidak mau orang berdagang. Bagaimana?” katanya seusai pengumuman Paket Ekonomi-14 di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (10/11/2016).

Darmin menuturkan pemerintah akan terus memantau secara ketat setiap kebijakan AS yang dirumuskan oleh pemerintahan pasca-Barack Obama. Meski tidak menutup kemungkinan ada perubahan signifikan, tuturnya, AS harus mencari titik-titik temu dari kampanye dan realitas yang terjadi.

“Intinya, tidak usahlah terlalu dirisaukan. Kita lihat dulu pelaksanaannya gimana, itu kan dulu urusan kampanye Donald Trump, belum tentu diterapkan secara penuh,” kata Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper