Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Lebihi Harapan, Presiden: Saya Makin Optimistis!

Presiden Joko Widodo semakin optimistis dengan laju perekonomian setelah realisasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III/2016 mencatat level 5,02% atau lebih tinggi dari ekspektasi Pemerintah.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) berjabat tangan dengan Prajurit TNI seusai memberikan arahan terkait pengamanan demonstrasi 4 November, di Jakarta, Senin (7/11)./Antara-Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) berjabat tangan dengan Prajurit TNI seusai memberikan arahan terkait pengamanan demonstrasi 4 November, di Jakarta, Senin (7/11)./Antara-Yudhi Mahatma

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo semakin optimistis dengan laju perekonomian setelah realisasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III/2016 mencatat level 5,02% atau lebih tinggi dari ekspektasi Pemerintah.

“Perkiraan kita itu di bawah 5% sedikit. Ternyata alhamdulillah bisa di atas 5% sedikit. Biasanya di kuartal keempat itu penggunaan anggaran mulai besar-besaran,” ujar Kepala Negara di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Senin (7/11/2016).

Jokowi mengemukakan capaian pertumbuhan tersebut tergolong bagus, dibandingkan dengan ekonomi global yang tidak pulih juga. Secara keseluruhan tahun, lanjutnya, dia yakin pertumbuhan ekonomi akan lebih baik.

Dia menambahkan realisasi belanja pemerintah pada kuartal terakhir lazimnya akan meningkat pesat dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya. Oleh karena itu, Presiden yakin penyerapan anggaran oleh Pemerintah pada Oktober-Desember 2016 menjadi pemicu untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2016 sebesar 5,02% (year-on-year) atau menurun dari kuartal sebelumnya yang berada di level 5,18% yoy.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan produk domestik bruto (PDB) masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif ke 5,01% (yoy) dengan share 55,32%, sementara konsumsi pemerintah tumbuh negatif di level -2,97%.

Dia mengatakan konsumsi pemerintah mengalami perlambatan karena realisasi belanja pegawai yang melemah. Hal itu disebabkan oleh distribusi gaji ke-13 aparat pemerintah berada di kuartal II/2016, sedangkan tahun sebelumnya berada di kuartal III/2016. Selain itu, belanja barang oleh pemerintah juga menurun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper