Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perikanan Budidaya Antisipasi La Nina

Antisipasi disiapkan pemerintah untuk mempertahankan target produksi perikanan budidaya pada 2017 di tengah ancaman La Nina hingga tahun depan.

Bisnis.com, JAKARTA -- Antisipasi disiapkan pemerintah untuk mempertahankan target produksi perikanan budidaya pada 2017 di tengah ancaman La Nina hingga tahun depan.

Pemerintah mematok target produksi perikanan budidaya tahun depan 22,5 juta ton, jauh lebih tinggi dari perkiraan tahun ini 16 juta ton. Budidaya udang, nila, kerapu, kakap putih, dan bawal bintang, akan digenjot.

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meramal La Nina akan berlangsung hingga Maret 2017 sejak muncul mulai Mei 2016 yang ditandai dengan curah hujan tinggi di tengah musim kemarau.

Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengakui adanya risiko penurunan produksi benih ikan akibat suhu yang terlalu rendah. Persentase kelangsungan hidup (survival rate/SR) bisa anjlok dari 90% menjadi 30%.

"Suhu yang optimum biasanya 30-31 derajat celcius. Saat musim hujan begini, suhu bisa turun sampai 24-25 derajat celcius. Ini tentu bisa berdampak terhadap peningkatan produksi, kualitas benih, dan produktivitas telur," katanya, Jumat (4/11).

Pada rumput laut, perbedaan suhu yang ekstrem dapat menimbulkan penyakit ice-ice.
Ice-ice adalah penyakit yang menyerang rumput laut, ditandai dengan timbulnya bintik atau bercak-bercak pada sebagian thallus yang lama-kelamaan kehilangan warna dan berangsur-angsur menjadi putih dan mudah terputus. Penyakit ice-ice timbul karena  mikroba.

Untuk menekan penurunan produksi benih, pemerintah akan memperbanyak indukan ikan di balai-balai benih. Seperti diberitakan sebelumnya, KKP akan menggulirkan bantuan 100 juta ekor benih ikan tahun depan alias sama dengan tahun ini.

"Di Karangasem, kami memberikan bantuan induk udang vannamei, induk lele, induk patin, induk nila. Jadi, perbanyakan induk sekarang. karena produktivitas telur per ekornya berkurang sehingga harus dobel induknya," jelasnya.

Langkah kedua, sistem indoor akan ditingkatkan, misalnya untuk budidaya lele, guna mempertahankan suhu.

Untuk budidaya laut, pemerintah membuat recirculation aquaculture system (RAS) untuk mempertahankan pH, suhu, dan kualitas air. Pemerintah juga menyarankan pembudidaya ikan laut untuk tidak terlalu sering mengganti air karena kualitas air mudah berubah saat curah hujan tinggi. Pembudidaya disarankan memperbanyak probiotik, plankton, dan bahan-bahan untuk stabilisasi air.

Untuk keramba jaring apung di perairan umum, Slamet mengaku telah mengirimkan surat edaran kepada pemerintah daerah yang mengingatkan adanya potensi upwelling pada Desember dan Januari alias pembalikan massa air karena perbedaan suhu, yang dapat memicu kematian massal ikan.

"Kami antisipasi kepada pemerintah daerah agar pembudidayanya mengurangi kepadatannya. Jangan tebar pada musim-musim seperti ini," katanya.

KKP mencatat realisasi produksi perikanan budidaya semester I/2016 hanya 7 juta ton. Pemerintah meyakini target tahun depan dapat dicapai karena budidaya ikan laut kembali menggeliat setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melonggarkan aturan kapal pengangkut ikan hidup dalam Permen KP No 15/Permen-KP/2016.

KKP juga akan membangun keramba lepas pantai di tiga lokasi untuk budidaya ikan laut dengan anggaran Rp42,1 miliar tahun depan.

Keramba offshore itu akan dibangun di Sabang, Karimunjawa, dan di suatu teluk antara pesisir Cilacap dan Pangandaran, untuk membudidayakan kakap putih, bawal bintang, dan cobia. Potensi produksinya sekitar 1.500 ton per siklus.

Kegiatan lainnya, a.l. bantuan pakan mandiri, budidaya ikan dan rumput laut, penambahan budidaya biofloc, revitalisasi keramba jaring apung, revitalisasi tambak, ekskavator, minapadi, dan pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper