Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INACA : Berat Jadikan Soetta & Ngurah Rai Sebagai hub Internasional

Rencana pemerintah untuk mendorong penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai Bali dinilai cukup berat mengingat adanya keterbatasan kapasitas pada kedua bandara itu.
Bandara Soetta/airport.co.id
Bandara Soetta/airport.co.id

Bisnis.com, JAKARTA—Rencana pemerintah untuk mendorong penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai Bali dinilai cukup berat mengingat adanya keterbatasan kapasitas pada kedua bandara itu.
 
Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan ide mengembangkan Soekarno-Hatta (Soetta) dan Ngurah Rai sebagai bandara pengumpul (hub) untuk rute internasional sebenarnya cukup baik.
 
“Hanya saja, rencana itu harus didukung dengan bandara hub domestik untuk menggantikan peran kedua bandara itu sebelumnya. Kalau enggak, arus lalu lintas penerbangan domestik bisa terganggu,” katanya di Jakarta, Kamis (03/11).
 
Asal tahu saja, pergerakan pesawat di Soetta saat ini mencapai 69 pergerakan/jam. Dari rata-rata pergerakan pesawat tersebut, sebanyak 78% digunakan untuk penerbangan domestik, dan sisanya oleh penerbangan internasional.
 
Sementara itu, pergerakan pesawat di Ngurah Rai saat ini tercatat 23 pergerakan/jam, di mana sekitar 60% disumbang penerbangan domestik, dan sisanya sebanyak 40% disumbang oleh penerbangan internasional.  
 
Bayu berpendapat bahwa mengembangkan Soetta sebagai bandara hub internasional lebih mudah ketimbang Ngurah Rai. Pasalnya, Soetta memiliki bandara di sekitarnya, yakni Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.
 
“Meski kapasitas Halim terbatas, tapi kan ada. Kalau untuk Ngurah Rai bagaimana? Lagipula, kapasitas Ngurah Rai juga masih terbatas, landas pacu saja cuma ada satu. Untuk jadi hub internasional, kapasitas bandara juga harus diperbesar,” tuturnya.
 
Bayu menilai besarnya tantangan yang harus dihadapi untuk mengejar target pemerintah tersebut sebenarnya juga disebabkan belum adanya roadmap pengembangan bandara secara hirarki, dan justru cenderung asal bangun.
 
Oleh karena itu, dia berharap pemerintah dapat duduk bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya, seperti maskapai, pengelola bandara hingga pelaku pariwisata guna membangun semacam blueprint bandara di Indonesia.
 
“Kita punya roadmap pariwisata 20 juta turis asing hingga 2019, tetapi enggak punya roadmap untuk bandara. Kalau turis saat ini sudah 8 juta, lalu 12 juta lagi mau ditampung dimana? Jadinya kan lucu ini,” ujarnya.
 
Tak hanya turis asing, sambung Bayu, jumlah penumpang domestik yang terus meningkat sedikitnya 12-15% setiap tahun juga bakal menambah beban kapasitas bandara, terutama di Soetta dan Ngurah Rai.  
 
Sementara itu, Direktur Operasi Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Wisnu Darjono mengakui bahwa kapasitas Soetta dan Ngurah Rai untuk menampung pergerakan pesawat sudah hampir maksimal.
 
“Kapasitas slot time [waktu alokasi terbang] Soetta saat ini 74 pergerakan dengan realisasi rata-rata 69 pergerakan. Sementara kapasitas Ngurah Rai sebesar 28 pergerakan dengan realisasi sekitar 23 pergerakan,” katanya.
 
Wisnu menambahkan pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan instruksi langsung dari Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk memberikan alokasi khusus, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.
 
Menurutnya, pemberian slot time sudah sesuai dengan hukum internasional, yakni melayani maskapai yang datang pertama. Selain itu, sambungnya, pemberian alokasi juga tergantung dengan performa tingkat ketepatan waktu terbang maskapai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper