Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai di Kota Malang Terus Merangkak

Harga cabai di Kota Malang terus naik sebagai dampak menurunnya produksi terkait dengan iklim basah.
Penjual cabai di pasar tradisional/Ilustrasi
Penjual cabai di pasar tradisional/Ilustrasi

Bisnis.com, MALANG - Harga cabai di Kota Malang terus naik sebagai dampak menurunnya produksi terkait dengan iklim basah.

Pantauan di lapangan di lima pasar di Kota Malang menyebutkan harga cabai merah keriting naik dari Rp52.200/kg menjadi Rp53.800/kg, cabai rawit semula Rp36.800/kg menjadi Rp37.800/kg.

Selain cabai, harga bawang merah juga naik dari Rp30.800/kg menjadi Rp31.400/kg. Kenaikan komoditas-komoditas tersebut jika dibandingkan dengan harga pada pekan lalu.

“Namun ada juga beberapa komoditas yang harganya menurun,” ujar Kepada Bidang Perdagangan Disperindag Kota Malang Yenny Mariati, di Malang, Senin (31/10/2016).

Selain Kenaikan harga juga ada penurunan harga kebutuhan kebutuhan pokok dan barang penting lainnya seperti tomat semula Rp7.800/kg menjadi Rp 7.600/kg, wortel semula Rp7.000/kg menjadi Rp6.800/kg, buncis semula Rp8.700/kg menjadi Rp8.500/kg dan telur ayam boiler semula Rp17.500/kg menjadi Rp17.100/kg.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Jawa Timur Sukoco mengatakan produksi cabai di Jatim sampai dengan Oktober 2016 turun hingga 40% terdampak iklim basah sepanjang tahun ini.

Pada tanaman cabai di dataran rendah tingkat penurunan produksi cabai angkanya lebih tinggi dari rerata Jatim. “Di Jember penurunan produksi hingga mencapai 70% bila dibandingkan produksi normal,” kata Sukoco dihubungi dari Malang, pekan lalu.

Dengan produksi yang turun, maka otomatis mendongkrak harga komoditas tersebut. Di tingkat petani, harga cabai merah besar mencapai Rp43.000-Rp45.000/kg, jauh meningkat bila dibandingkan bulan lalu yang mencapai Rp22.000-Rp25.000/kg.

Harga cabai rawit merah mencapai Rp32.000/kg, sedangkan bulan lalu hanya Rp15.000/kg.

Pada kondisi normal, produksi cabai pada Oktober mestinya membaik, sebagai realisasi dari musim tanam Mei-Juli. Namun karena ada hujan sepanjang tahun, maka produksi menurun.

Di Jatim, tanaman cabai merah besar mencapai 1.500 hektare dengan produksi 7 ton/hektare bila cuacanya normal. Adapun cabai rawit mencapai 6.000 hektare dengan produksi dalam kondisi normal mencapai 7 ton/hektare.

Dari sisi harga patokan produksi (HPP), mestinya petani menikmati keuntungan karena angkanya terpaut jauh. HPP cabai merah besar mencapai Rp8.000-Rp10.000/kg, sedangkan cabai rawit Rp15.000-Rp16.000/kg.

Namun dengan adanya gagal panen, maka HPP-nya juga naik menjadi Rp15.000-Rp20.000/kg untuk cabai merah besar, sedangkan untuk cabai rawit naik menjadi Rp25.000-Rp30.000/kg.

“Dengan harga jual sebesar itu, belum tentu petani untung. Bisa saja merugi karena produksinya kecil,” ujarnya.

Dengan adanya hujan, maka tanaman cabai gampangh rusak menjadi busuk dan layu. Serangan penyakit juga banyak, seperti busuk daun, busuk batang, dan busuk akar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper