Bisnis.com, JAKARTA – Investasi dalam penelitian dan pengembangan masih menjadi tantangan bagi inovasi yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang S. Brodjonegoro dalam acara Regional UnConference yang diadakan oleh Alumni Eisenhower Fellowship, di Nusa Dua, Bali.
“Tantangan inovasi adalah investasi dalam penelitian dan perkembangan. Indonesia masih tertinggal, baru 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto atau GDP,” kata Bambang seperti dalam riis yang diterima Bisnis, Sabtu (29/10/2016).
Maka dari itu, lanjut Bambang, pemerintah memiliki komitmen untuk mempercepat pertumbuhan dengan investasi dalam pembangunan manusia (human development), terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Menurut Bambang, salah satu inovasi yang tengah didorong untuk diberlakukan di ASEAN adalah menerapkan single visa untuk pengunjung di luar kawasan ASEAN untuk masuk ke negara-negara di kawasan ASEAN, semacam visa Schengen yang diterapkan oleh Uni Eropa.
“Kita ingin menempatkan negara-negara di ASEAN sebagai pasar bersama untuk industri pariwisata. Sektor pariwisata menjadi sumber penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Kontribusinya terhadap GDP kian besar,” ujar Bambang.
Konperensi sehari dengan format UnConference, yang mengundang semua partisipan untuk aktif dalam diskusi yang mencari solusi atas sejumlah isu penting, mengambil tema: ASEAN Unity Through Changes And Innovation.
Acara dihadiri oleh 100 an alumni dari kawasan ASEAN, AS, Eropa, dan Australia. Selain Bambang Brodjonegoro, pembicara kunci lainnya adalah Cp-Founder dan Honorary Chairman ACER DR Stan Shih dan Wakil Dewan Eksekutif Eisenhower Fellowship, Christine Todd Whitman.