Bisnis.com, NGAWI - Petani di Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi, Jawa Timur, mengaku senang sejak masuk ke dalam rantai produksi benih padi hibrida PT Biogene Plantation. Mereka menjalankan aktivitas penangkaran benih yang hasilnya dibeli oleh Biogene.
Suyanto awalnya hanya pengguna benih padi hibrida yang diproduksi Biogene. Produktivitas sawahnya meningkat dari 6-7,5 ton per hektare ketika menggunakan benih padi inbrida menjadi 8-11 ton per ha ketika menggunakan benih padi hibrida
Dari sekadar konsumen, Suyanto bekerja sama dengan Biogene masuk ke usaha pembenihan. Pertama kali menangkar pada 2012, Suyanto menghasilkan 3-4 ton per hektare calon benih padi hibrida. Biogene lantas membelinya Rp17.000 per kg.
"Ini meningkatkan taraf hidup kami. Harapan kami, selanjutnya kerja sama yang sudah terbina bisa dilanjutkan dengan sebaik-baiknya karena menguntungkan," katanya di sela-sela panen padi hibrida Sembada B9 di Desa Ngompro, Kamis (27/10/2016).
Petani yang lain, Joko Purwanto, juga mulai terlibat kerja sama pembenihan dengan Biogene pada 2012. Di atas lahannya seluas 3,5 ha, Kepala Desa Ngompro ini menangkar benih dengan produktivitas 4 ton per ha. Ketika itu, Biogene membelinya Rp13.000 per kg.
Kesuksesan segelintir petani ini akhirnya membuat petani lain tergiur untuk terlibat ke dalam kerja sama dengan Biogene. Kini, areal penangkaran di Desa Ngompro sudah ratusan hektare.
"Manfaatnya, untuk buruh tani, mulai tanam hingga panen,mereka tidak pernah putus pekerjaan. Semua buruh tani di desa kami bisa bekerja dan menerima peningkatan pendapatan yang tajam," ungkapnya.
Selain menangkar, Suyanto juga menanam benih padi hibrida Sembada 188 yang produktivitasnya mencapai 11 ton per ha saat panen.