Bisnis.com, PADANG— PT Kunango Jantan memperkirakan permintaan material galvanis bakal meningkat di atas 100% tahun depan, menyusul beroperasinya pabrik galvanis milik perseroan di Sumatra Barat.
Direktur Kunango Jantan Gita Ariesta meyakini dengan beroperasinya pabrik baru berkapasitas 36.000 ton per tahun itu, dan banyaknya proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta di wilayah Sumatra akan meningkatkan demand ke perseroan.
“Tahun depan kami yakin akan meningkat signifikan. Karena selama ini kan masih banyak didatangkan dari Jawa, sekarang sudah ada di Sumatra,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (25/10/2016).
Menurutnya, peningkatan permintaan itu sejalan dengan prediksi konsumsi baja perseroan yang dipasok dari Krakatau Steel sebanyak 2.000 ton per bulan menjadi 5.000 ton per bulan.
Umumnya, material galvanis yang diproduksi itu adalah tiang penerangan jalan umum (PJU), tiang listrik, pipa perusahaan air minum daerah (PDAM), gadrail, elbow, plat baja, reducer, spun pile, dan lain-lain.
Dia mengungkapkan perseroan juga memproduksi baja sesuai kebutuhan dan permintaan klien, baik dari pemerintah daerah, BUMN, dan perusahaan swasta.
Gita menilai pembangunan sejumlah proyek infrastruktur dalam negeri akan meningkatkan permintaan material galvanis, terutama di kawasan Sumatra.
“Kami yakin, permintaan bakal naik signifikan. Bahkan klien kami juga ada dari Kalimantan dan Sulawesi,” katanya.
Adapun, galvanisasi adalah proses metalurgi perpaduan antara unsur Fe dan Zn, dengan mencelupkan baja ke dalam cairan seng (zinc) dengan temperatur berkisar 450 C, sehingga baja galvanis tahan terhadap korosi untuk waktu yang cukup lama.
Asril, Direktur Utama Kunango Jantan menyebutkan keberadaan pabrik baru milik perseroan akan mengurangi cost distribusi hingga 30% untuk wilayah Sumatra, karena sebelumnya material didatangkan dari Jawa.
“Dari biaya distribusi bisa menghemat sampai 30%, karena tidak perlu lagi dibawa dari Jawa, pabrik sudah ada di Sumatra,” ujarnya.
Dia mengharapkan pabrik yang dibangun anak perusahaan Kunango Jantan, yakni PT Karya Empat Pilar itu bisa memenuhi kebutuhan material galvanis untuk peningkatan pembangunan infrastruktur di Sumatra.
Sebelumnya, Senior Advisor Asosiasi Galvanis Indonesia (AGI) Arie Haryanto mengungkapkan kebutuhan produk turunan dari galvanis untuk kegiatan infrastrutkur dalam negeri masih sangat tinggi.
“Kapasitas terpasang yang ada baru sekitar 650.000 ton per tahun. Sementara kebutuhan mencapai 710.000 ton per tahun,” ujarnya.
Dia mengatakan kekurangan pasokan tersebut saat ini dipenuhi dengan cara optimalisasi pabrik yang menerapkan shiff (pembagian waktu kerja), agar produksi tetap mampu memenuhi permintaan, sekaligus mengantisipasi impor.
Menurutnya, kebijakan pemerintah yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, secara tidak langsung meningkatkan permintaan penggunaan galvanis di Tanah Air.
“Ada peningkatan, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur. Sayangnya produksi masih diprioritaskan di Jawa, sehingga ke beberapa daerah itu biaya distribusinya sangat mahal,” katanya.
Dia mendorong dibangunnya pabrik galvanis di berbagai daerah, sehingga memangkas beban distribusi, terutama untuk daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.